Mohon tunggu...
Agus Priyanto
Agus Priyanto Mohon Tunggu... Freelancer - sodarasetara

----

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Keberpihakan & Kebangkitan Partisipasi Massa

16 Januari 2016   20:04 Diperbarui: 17 Januari 2016   13:26 7787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat itu mengandung arti bahwa apa yang dihasilkan dalam pemanfaatan sumber daya alam itu, harus benar-benar untuk rakyat, untuk semua masyarakat Indonesia, untuk semua orang, dan bukan untuk segelintir atau sekelompok orang,” Presiden Jokowi seperti yang dilansir oleh laman setkab.go.id

Masih menurut Presiden Jokowi, dirinya perlu menekankan hal itu, karena  ini sebuah pengembangan proyek yang sangat besar. Oleh sebab itu, Presiden Jokowi meminta jangan tergesa-gesa, tetapi keputusannya harus benar, karena ini menyangkut sebuah waktu yang sangat panjang.

Menurut Presiden, kita harus menyadari bahwa kekayaan sumber daya alam kita, baik minyak bumi, gas bumi, yang terkandung di bumi pertiwi ini suatu saat juga akan habis. Oleh sebab itu, Presiden meminta agar diberikan kalkulasi, diberikan paparan yang detil, sehingga pada saat kita memutuskan itu betul-betul sebuah keputusan yang benar.

“Saya ingin agar proyek besar ini memberikan manfaat kepada ekonomi langsung, dan juga menciptakan sebuah nilai tambah yang memberikan efek berantai (multiplier effect) pada perekonomian nasional kita,” tutur Presiden Jokowi, setkab.go.id

Tentang aspek teknis yang juga gagal dipahami oleh Dwi Wahyu Daryoto, sesungguhnya maksud dari Menko Rizal Ramli bukanlah menganggap diri Rizal Ramli sebagai orang yang ahli di bidang teknis LNG dan perpipaan. Rizal Ramli yang selama ini melawan sikap inlander menginginkan agar diberikan kesempatan kepada insinyur-insinyur Indonesia yang juga tak kalah pengalamannya dari para insinyur-insinyur bule. Ya, bagi saya, tidak selamanya yang “asing” selalu diatas segalanya. Karena jika demikian, justru bisa buat kita terjebat untuk terus minder (inlander).

Dalam berbagai pemberitaan, saya tidak menemukan berita yang menyatakan bahwa Rizal Ramli mengaku sebagai ahli teknis LNG dan perpipaan. Yang disampaikan Rizal Ramli tentang aspek-aspek teknis dalam pengelolaan Blok Masela adalah membuka peluang kepada insinyur Indonesia untuk adu ide dan pengalaman soal pengolahan gas Masela.

Terakhir, Apabila Bapak Dwi Wahyu Daryoto belum mengetahui apa saja yang sudah dikerjakan oleh Rizal Ramli selama 5 bulan, terhitung sejak 12 Agustus 2015, berikut ini saya ingin berbagi informasi yang bisa menambah keseimbangan cara pandang Anda :

Jurus "Rajawali Bangkit" Rizal Ramli (Melihat Langkah-Langkah Menko Rizal Ramli dalam Kabinet Jokowi)

Untuk menutup tulisan ini, baik juga untuk menampilkan klarifikasi langsung dari Menko Rizal Ramli di salah satu media dengan judul “Rizal Ramli: Tidak Ada Niat Saya Melecehkan Profesi Akuntan”

Terima kasih. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun