Kaluar kalian semua dari istana-istana kegelapan!
Gulung karpet kalian! Bakar di reruntuhan peradaban kepalsuan!
Copot gelar-gelar akademik kalian! Kubur di kampus-kampus kebebalan!
Hentikan celoteh-celoteh kalian di depan para mahasiswa dan para mahasiswi yang selama ini terkagum-kagum, terkentut-kentut dan terberak-berak dengar omong-kosong dan bualan-bualan kalian!Â
Dan bertobatlah semua kalian untuk pemujaan kalian kepada berhala-berhala bebal kalian…
Dan ‘tuk kesesatan prakiraan-prakiraan yang kalian ajarkan yang meng menyampuli Kebenaran Pengetahuan Sejati, yang bikin hina dan bikin keji dan bikin hancur kemanusian!!
Teguh Esha,
Pasar Kaget, Jakarta Selatan, April 2014
Â
Menurut saya pribadi, setelah akhirnya saya berselancar dalam dunia daring beberapa waktu di hari ini, Bapak Dwi Wahyu Daryoto (Certified Public Accountant) adalah keliru dalam menilai menilai pernyataan Dr Rizal Ramli terkait berita di tempo "Proyek Blok Masela, Rizal Ramli Sindir Tiga Akuntan" tersebut.
Menurut saya, letak kekeliruan Dwi Wahyu Daryoto adalah karena ia justru tidak menyentuh substansi persoalan dalam pengelolaan gas di Blok Masela, yaitu perdebatan publik yang berkaitan dengan multiplier effect Blok Masela. Disini, saya menyarankan untuk membaca pidato pengantar Presiden Jokowi dalam rapat terbatas Blok Masela pada 29 Desember 2015 lalu. Presiden Jokowi menyampaikan bahwa bahwa kita harus betul-betul memperhatikan amanat konstitusi yang menyatakan dengan jelas, menyatakan dengan tegas bahwa bumi dan air, serta kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.