Rantai ikatan trauma akan terus bersambung hingga generasi-generasi berikutnya jika tidak ada upaya untuk memutusnya. Kunci utama dalam pencegahan transmisi trauma adalah dengan "menyelesaikan trauma parental" dan "memperbaiki ikatan orangtua dan anak" [9]. Upaya ini bisa kita mulai dari diri kita sendiri.
Di sinilah kita juga bisa melihat pentingnya peran kesadaran kesehatan mental. Dengan adanya kesadaran kesehatan mental, kita dapat mengetahui dan berusaha memperbaiki gangguan kesehatan mental yang kita miliki agar transmisi gangguan mental tersebut tidak terjadi pada generasi selanjutnya.Â
Kemudian, mempelajari ilmu parenting juga tidak kalah penting, sehingga kita bisa membangun jembatan yang kuat antar hubungan orang tua dan anak.
Selanjutnya, Elizabeth Dixon, pekerja sosial klinis berlisensi dan peneliti dari Universitas South Carolina, membagikan beberapa cara untuk bisa memutus rantai generational trauma, yaitu:
Membangun hubungan komunikasi yang transparan dengan orang tua tentag pengalaman hidupnya dan bagaimana mereka menyelesaikan masalah-masalahnya di masa lalu.
Perhatikan pola, sikap, atau narasi apa pun yang tertanam di keluargamu yang sering muncul ketika sedang membicarakan keluarga.
Jika intergenerational trauma teridentifikasi dalam keluarga, bicaralah mengenai hal ini dengan teman, anggota keluarga, atau terapis yang tepercaya dan pertimbangkan cara alternatif untuk mengatasi atau berkomunikasi tentangnya.
Tumbuhkan rasa empati dan kasih sayang untuk keluarga kamu dan perjuangan yang mereka alami.
Menumbuhkan kepekaan dalam keluarga dan menciptakan lingkungan keluarga yang saling mendukung. [10]
Memutus rantai trauma tentu bukan perkara yang mudah. Namun, tentunya bisa dimulai dengan langkah kecil seperti menghadirkan kasih sayang dan kehangatan dalam keluarga. Mari putuskan rantai tersebut untuk menciptakan generasi masa depan yang lebih baik.
REFERENSI