Jadi tarian bedoyo, serimpi yang sekian ratus tahun, hendaknya menjadi satu bentuk baru. Musik batak. Mestinya berkembang ke satu step yang baru. Begitupun dengan suku-suku lain di Indonesia. Mereka selalu mandek di situ. Dan mengatakan, "ini asli", antara mereka sendiri masih berantem.
Padahal bisa dilihat itu hidup ya.
Ya itu sesuatu yang berjalan dan berproses.
Apa yang dibutuhkan tokoh atau pemimpin Indonesia?
Harus punya karakter ke-Indonesiaan. Punya karakter akan cita-cita sebuah bangsa baru yang akan dibangun. Dia hanya jadi pekerja, operator, dan agent. Pak SBY sering ngomong agent. Mestinya kan Leader of Change. Kita harus ciptakan Leader of Change. Pemimpin-pemimpin pencipta perubahan. Masa iya agent? Dia kan sering bilang, bangsa kita harus menciptaka dan jadi Agent of Change. Salah di situ. Karena mestinya yang disebutkan adalah kita harus menjadi bangsa yang menciptakan para pemimpin perubahan. Bahasanya yang disampaikan (Agent of Change) tendensius. Kita harus kritis terhadap hal itu.
Ini permainan kata-kata yang digunakan yang bisa kita lihat perbedaannya. Sehingga untuk menjelaskan apa itu Indonesia. Kita mulai dari situ. Penyimpangan sejarah. Pembelajaran sejarah kepada anank-anak bangsa, itu tidak terjadi. Bahkan merusak.
Pemuda yang kritis saat ini?
Kurang. Karena tidak ada yang memprovokasi. Kalau saya yang memprovokasi buku. Alur cerita buku itu mengalami pikiran itu memprovokasi saya. Buku seperti itu, konstruksi yang dibangun oleh peradaban manusia modern yang mencatut dan menceritakan apapun juga. Yang mengajak para pembacanya fokus dalam hal itu mengalami apa yang dimaksud oleh penulis. Kita jarang baca buku.
Catatan ini merupakan cerita yang kami publikasikan di podcast 'SLAM Indonesia' di kanal Spotify, Google Podcast, Apple Podcast, Castbox dll. Jika ada pertanyaan bisa kita diskusikan lebih lanjut. Terimakasih.
Link Spotify: