Aku banyak kenal dukun patah tulang. Semoga saja bisa disembuhkan. Â Itu kalau kau mau. Aku tidak memaksamu. Â Atau mau kubawa ke panti pijat?"
 "Ya ... ya. Apa itu tadi?" respon Udang menyeringai.
 "Panti pijat."
"Aku lebih suka ke sana, karena akan dilayani para Duyung nan jelita. nanti Kamu mau mengantarkan aku, Mar?" rajuk Udang.
 "Oke oke saja, tapi jangan salahkan aku kalau ada apa-apanya kelak." si Camar mengingatkan.
Nah, para pembaca yang Budiman karena sudah dibawa ke panti pijat Putri Duyung, akhirnya punggungnya yang patah tidak bisa diluruskan kembali. Â Punggung Udang tetap bungkuk sampai sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H