Mohon tunggu...
Slamet Samsoerizal
Slamet Samsoerizal Mohon Tunggu... Penulis - Fiksi dan Nonfiksi

Penggagas SEGI (SElalu berbaGI) melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bungkuknya Si Udang (Bagian 3-Habis)

11 Agustus 2022   06:56 Diperbarui: 11 Agustus 2022   07:02 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hatshachiiiiii!"

Bersamaan dengan itu terlemparlah tubuh udang ke udara. Tubuhnya terbang tinggi sekali,  sehingga para nelayan yang kebetulan melaut dan melihat kejadian itu sempat bengong.

"Apaan tuuuh?"

"Wooooaaaaaaaaaauww, tolooong!" pekik Udang.

Setelah bermain sirkus di udara dengan gaya salto bebas,  Udang terhempas di sebuah pulau karang.  Rasa sakit tak terperikan. Sekujur tubuhnya linu. Tulang-tulang persendian terasa copot.

Ia lunglai. Dirabanya punggung dan iganya.

"Ooohhhh punggungnku patah."

Mengetahui keadaan demikian, ia pingsan. Iatak sadarkan diri.

Dalam pingsan, ia bermimpi. Ia didatangi ikan Paus. Ia didamprat habis-habisan, tak tersisa apa pun. Tak ada celah menjawab, alih-alih maling kampung dihakimi warga.

Ruapanya ia tadi salah masuk ke lubang hidung ikan Paus. Ia bertemu pula dengan si burung Camar.

"Bagaimana sahabat? Anda telah membuktikannya, kan? Oh ada yang patah di punggungmu rupanya. Tak apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun