"Katanya kakak mau menemani ibu yang akan berkunjung ke Semarang. Mau ziarah kemakam kakek kakak,"kata Manurung.
      "Sepertinya tidak bisa. Karena kakak sudah minta cuti sama atasan kakak tidak beri. Nanti setelah urusan di Semarang sudah selesai. Baru kakak diberi ijin cuti,"kata Yosua Alexander.
      "Kak, saya perhatikan dari tadi mata kakak kok kelihatan sembam?" kata Manurung.
      "Habis nangis, ya?" kata Manurung menebak.
      Yosua Alexander tertawa kecil kemudian, ia berkata,"Mana ada seorang ajudan Irjen menangis, nanti apa kata dunia."
      "Emang ada hukumnya bagi seorang lelaki tidak boleh menangis?"timpal Manurung.
      "Ha....ha....ha, ya, enggak ada. Kalau ada kasihan dong para lelaki yang menangis di masukin kedalam penjara semua dong," timpal balik Yosua Alexander.
      "Benar juga. Sebenarnya ada masalah apa sih kok, sampai kakak menangis?" tanya Manurung.
      "Tidak ada. Ini tadi kemasukan debu,"kata Yosua Alexander.
      Cukup lama Manurung dan Yosua Alexander bercakap -- cakap via What Ups. Tanpa di ketahui oleh Manurung. Kalau itu merupakan percakapan mereka terakhir.
                                ****