Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

43 Hari Asyik Kencani si Jelita Kompasiana hingga Yayang pun Cemburu

23 Oktober 2020   14:27 Diperbarui: 23 Oktober 2020   14:43 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru, ketika saya akhirnya nyemplung lalu berandai-andai. Seandainya sudah bergabung sejak awal, mungkin kemampuan menulis artikel atau berpuisi sudah lebih baik. Karena terus terpacu dalam berkompetisi dengan belajar menulis artikel yang baik bari para senior. Sungguh hal ini hanya terjadi di Kompasiana. Mungkin jika sudah bergabung 12 atau 10 tahunlalu, energi besar itu mendukung untuk lebih banyak ikut berpacu di banding saat ini.

Seandainya iya bergabung saat itu, kini mungkin walaupun belum matang seperti para mastah literasi dan suhu artikel warga Kompasiana, paling tidak mungkin posisi saya sebagai penulis artikel sudah setengah matang, ya tetap belum matang. Tetapi sudah lumayan. Artinya rasa karya fiksi atau artikel saya sudah mending, tidak pahit atau sepet, walau belum manis.

dokpri
dokpri
Selanjutnya jika karya-karyaku yang diposting saat ini begitu adanya dan sedemikian rasanya itulah fakta. Banyak kekurangan dan kekurangtahuan itu pasti. Apalagi awal-awalnya tak tahu fitur-fitur yang ada. Ibarat berjalan dalam kegelapan pasti vanyak meraba-raba. Lumrah kalau kena semprit Admin, sedikitnya tiga kali kena tegur karena foto untuk pemanis konten artikel (meniru yang lain) sebab hampir semua status yang diunggah di FB tak pakai gambar pendukung.

Saking nggak tahu cuma bingung kok gambarnya raib. Tapi dalam hati sudah membatin pasti ada yang melanggar. Benar saja beberapa minggu baru tahu, seiring perjalnan waktu makin paham fitur. Kemudian merasa punya teman dan sesekali interaksi. Ada apresiasi dari para senior seperti Bu Tjip, Pak Tjip, Pak Katedranjawen (Pak Kate), dan 27 folowwer silih berganti dan kawan-kawan lainnya kasih daun waru merah di kolom rating, makin menambah motivasi pastinya.

Soal prestasi tidak terpikir pokoknya setiap hari harus posting. Kecil puisi, besarnya ya kayak para sahabat menulis artikel. Saya terus berpacu menulis artikel. Awalnya tidak mikir artikel yang diposting mau dileveli apa terserah saja pihak Kompasiana. Mau dikasih biru tua atau biru muda, atau artikel biasa, artikel pilihan atau bahkan artikel utama. Semua itu anugerah tidak meminta, penulis hanya berusaha agar postingannya menjadi produk literasi yang baik.

Terbukti dengan ketidaktahuan yang besar pada mulanya, kini level itu semua telah merasakan. Bahkan baru semingguan gabung ada artikel (puisi) masuk menjadi Artikel Utama. Senang pastinya menjadi Headline sekitar 10 hari. Demikian artikel besar istilah saya menamai unggahan selain puisi juga pernah merasakan di Kasta Artikel Utama dan menjadi Headline di rubriknya meski hanya sekitar 3 hari, sedangkan untuk Artikel Pilihan sudah lumayan banyak.  

Itulah sekelumit evaluasi saya terhadap Kompasiana yang menjadikan dunia saya kembali berbinar. Oya pencapaian lainnya poin yang diberikan Admin pada saya per hari ini (Jumat, 23/10) sudah 2.098 per 14.20 WIB. Apakah jumlah ini terlalu kecil/belum produktif dengan masa jadi Kompasianer 43 hari. Tentunya mohon masukan para sahabat yang budiman.

Maunya sih akhir 2020 naik level Penjelajah, tapi tak mungkin, menyelesaikan strata Taruna saja berat, karena kuotanya harus 10.000 poin. Lagi-lagi ini tak penting, yang penting saya ingin aktif berkompasiana-ria. Tiap jam posting tulisan. Tapi juga tak mungkin, kebetulan saja sekarang sedang WFH, kalau sudah aman pandemi Covid-9. Ya sudah bagaimana nanti memanjakan Kompasiana dan menjadi Kompasianer yang aktif. Ikuti saja waktu dan mengalir seperti air. **                                              

Bekasi, 23/10/2020.

#esawe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun