Dari jumlah tersurvey itu 231 orang merupakan pengguna aplikasi Tinder. Namun dari 48 orang yang melaporkan adanya pelangaran seksual dan hanya 11 orang yang mendapat tanggapan dari pengelola aplikasi tersebut.
Mereka secara umum yang laporannya ditanggapi menyebutkan, balasan dari aplikasi tersebut hanyalah pesan-pesan umum tanpa penjelasan, apakah pelakunya ditindak atau tidak.Â
Pengakuan adanya bahaya dalam menggunakan aplikasi diakui tersebut Emily, dari jutaan pengguna lainnya di Australia, bermaksud ingin mencari teman baru lewat aplikasi itu, justru diperkosa oleh pria yang ditemuinya melalui Tinder.
Untuk itulah sebelum bencana mengancam pengguna, alangkah baiknya harus memahami beberapa tips aman berkencan online agar tak kecewa saat bertemu.Â
Untuk terhindari penipuan, misalnya ada baiknya anda harus buat daftar apa yang harus dilakukan saat memulai perkenalan online. Tetap jangan lupa terlepas dari daftar periksa, selalu percaya pada naluri sendiri dan berhati-hatilah.Â
Seperti dilansir dari Your Tango, berikut penjelasan lebih lengkapnya seperti dikutip kumparan.com.
Pertama, sebelum merespon pesan, periksalah fotonya. Pastikan apakah orang dimaksud hanya memiliki satu atau lebih. Kalau ada beberapa, pastikan tidak hanya mengambil pose dari meja atau cermin kamar mandi.Â
Anda harus tahu seseorang yang keluar dari rumah dan jika ketiga foto mereka ada di ruangan yang sama, itu mungkin pertanda buruk.Â
Hal ini merupakan nilai tambah jika mereka memiliki orang lain dalam foto. Tetapi banyak situs melarang ini. Jadi, untuk memastikan mereka bersosialisasi dan memiliki teman sejati, ada metode lain untuk memverifikasi jejaring sosialnya.
Kedua, membaca profilnya. Guna menentukan apakah orang dimaksud cocok atau tidak, anda perlu membaca profilnya sedetail mungkin. Jangan cuma berdasarkan seseorang fotonya. Sebab, anda akan terkejut jika mengetahui betapa intim beberapa orang tentang kehidupan pribadinya.Â