Sesuatu yang berhubungan aplikasi online pasti ada sisi negatif dan banyak sisi positifnya. Walaupun yang mencuat pasti negatifnya. Sehingga jika tidak berpikir panjang aplikasi dapat tuntutan untuk dibredel. Sikapi saja dengan panjang nalar. Dimana-mana negatif cenderung merugikan akibat digunakan untuk kriminal.Â
Kenapanya lagi ya disalahgunakan oleh penggunanya. Belum lama ini bahkan masih ada di pelupuk mata kita, yakni korban kencan online kasus kalibata. Pengguna aplikasi itu yang menjadikan tempat kejahatan demi mencari keuntungan sesaat.
Peristiwa mutilasi Kalibata tak dipungkiri dari hubungan kencan online. Wanti-wantilah perbuatan itu janganlah ditiru. Meski tak tertutup kemungkinan bentuk kriminal lainnya akan terus muncul sesuai dinamikanya. Kita dituntut selalu waspada agar orang-orang terdekat tidak menjadi korban.Â
Mencermati dampaknya itu, perlulah menjadi perhatian banyak pihak. Terutama orang tua yang memiliki anak sedang bertumbuh, harus ekstra hati-hati mengawasi. Jangan sampai sengaja atau iseng, bahkan dijerumuskan orang lain terjerembab di kubangan yang tak semestinya itu.
Kencan online tak ubahnya kencan konvensional. Ada interaksi dua insan berlain jenis. Dalam hasrat yang sama yakni senang atau cinta. Pasti membuat ketagihan.Â
Seyogyanya untuk pihak-pihak yang tidak menjadi sasaran aplikasi yang niatnya membantu para jomblo dapatkan pasangan, janganlah tergiur untuk menggunakan.Â
Sekedar tahu pasti boleh-boleh saja. Yang jelas kehadiran aplikasi ini cukup membantu orang yang memiliki keterbatasan waktu (sibuk) atau mereka yang tidak percaya diri (PD) untuk pendekatan secara offline, atau juga yang perfeksionis.
Tapi kembali lagi kepada diri kita menyikapinya. Aplikasi ini tersedia di gawai kita dan sangat mudah diakses. Pastilah tak sedikit yang kepincut mencoba seberapa besar efektifnya.Â
Alapagi buat yang berpikiran mesum aplikasi kencan ini merupakan sarana menggiurkan. Artinya tidak cuma para jomblower yang ingin menggunakan tetapi siapa pun.
Pasangan suami istri juga memanfaatkannya untuk kepentingan "bisnis" tak senonoh. Suami memanfaatkan istrinya mencari penghasilan tambahan dengan menjadi PSK panggilan. Padahal perbuatan tak beretika ini miliki dampak sangat bahaya.Â
Butinya, selain kasus Kalibata dan kasus penemuan mayat dalam karung di daerah Cimanggis, Jabodetabek mungkin itu masih sedikit ekses negatif pemanfaatan aplikasi kencan online yang tak semestinya.Â
Konspirasi jahat suami memanfaatkan istrinya untuk memeras mangsanya. Istrinya dikencani dan suaminya mengancam lalu memeras. Hingga ujungnya mencelakai hingga kematian.
Contoh lain seperti dilansir Babe. Kasusnya terjadi di Jogjakarta belum lama ini. Lagi-lagi sang suami mengkomersilkan istrinya lewat kencan online. Pasangan asal Purworejo ini mendapatkan tawaran kencan dari seseorang di Jogjakarta.Â
Setelah sepakat, mereka bertemu di suatu hotel dan diantar langsung suaminya. Mirisnya, suami juga pesan kamar yang masih satu lantai berdekatan dengan kamar yang dibooking calon pengguna jasa istrinya.
Pastinya dalam hal ini pengguna tak mengetahui kalau lelaki peranara itu suaminya. Tahunya mucikari, sehingga dia leluasa dan tanpa canggung mengatakan apapun terkait yang "dibelinya" itu. Karena servisnya oke punya, sang pelanggan pun ingin untuk etape kedua.Â
Keinginan itu pun kembali diiyakan dan tak berlama waktu, si istri mendatangi lagi ke kamar pemesan. Terjadilah kencan ronde kedua. Di sinilah awal bencana melanda. Begitu sesuai target waktu tetapi si istri tidak lekas kembali, sang suami melacak ke kamar kencan. Alangkah kagetnya, ternyata sang istri sudah dalam keadaan tak bernyawa, dan diyakini proses kencan kedua itu belum tuntas.
Dengan panik si mucikari mencari pemakai jasa, dan kebetulan masih di lingkungan hotel tersebut. Diperoleh keterangan, katanya saat pertempuran sedang berlangsung dalam kondisi hot, tiba-tiba lawannya kejang-kejang. Konyolnya, bukan melakukan sesuatu untuk melakukan pertolongan, malah bergegas keluar meninggalkannya dalam keadaan kesakitan.Â
Akhirnya, bangkai yang akan tertutup rapi harus mencuat ke khalayak, karena sang suami pun melaporkan kepada pihak berwajib. Kemudian sang suami pun dicokok polisi atas ulahnya.
Kembali ke soal kehadiran aplikasi kencan. Awalnya aplikasi ini dikategorikan tabu untuk beroperasi di Indonesia. Seperti dilansir oleh Flokq.com membahas perihal 'pacaran' di Indonesia. Katanya, pacaran atau kencan dalam konteks digital.
 Tak dipungkiri semula direspon beberapa orang melihat kencan online ini sebagai sesuatu yang berbahaya dan sulit dipahami. Tetapi seiring perjalanan waktu, makin maraklah aplikasi kencan. Paradigma pun berbalik, kenyataanya banyak orang Indonesia yang menyukai kehadiran aplikasi kencan online.
Walau tetap ada sebagian orang yang menganggap kehadiran kencan online ini tidak cocok. Tetapi bila ditelaah dengan segala aspek, kehadiran platform tersebut merupakan alternatif yang memudahkan banyak orang.Â
Membantu orang-orang yang membutuhkan dengan beragam alasan, sekaligus menemukan pembenarannya. Faktanya, kehadiran aplikasi kencan online mendapat sambutan hangat dan diterima masyarakat seperti aplikas-aplikasi lainnya yang sudah ada.
Terbukti kini sedikitnya ada delapan (8) aplikasi kencan online yang menawarkan masing-masing keunggulannya. Berikut adalah beberapa onlinedating app atau aplikasi kencan online paling populer di Indonesia sesuai dengan kenyamanan smartphone-mu. Yaitu Tinder, Tantan, Bumble, OkCupid, Setipe, PACAR, Match dan Hinge.
Tak tertutup kemungkinan saat menggunakan aplikasi kencan online, mungkin anda sering bertemu sama orang sombong yang cuma mau membicarakan dirinya sendiri. Tidak salah kok kalau berpikir begitu. Sebab mungkin anda juga termasuk pengguna aplikasi kencan online yang punya sifat sama.
Tetapi menurut riset dari Universitas Johannes Kepler, Austria seperti dilansir Inside Hook, pengguna aplikasi kencan online cenderung memiliki sifat-sifat buruk seperti narsistik dan machiavellianisme alias orang yang gemar menghalalkan segala cara demi mencapai tujuannya.Â
Untuk mendapatkan kesimpulan itu pun, peneliti melakukan survei terkait penggunaan aplikasi kepada 555 orang di Jerman selama tiga pekan. Responden diminta menyelesaikan dua analisis kepribadian yang disebut The Big Five dan The Naughty Nine.
Artinya, mereka harus mencari tahu sifat baik dan buruk yang ada pada dirinya. Dari metode ini peneliti menemukan bahwa sifat buruk seseorang, khususnya narsistik, berhubungan erat sama penggunaan aplikasi kencan online. Kecuali orang yang emosinya labil juga lebih mungkin menggunakan aplikasi tersebut.Â
Walau demikian, peneliti tidak menemukan korelasi antara penggunaan aplikasi kencan online dengan tendensi psikopat.
Selain itu menurut Kompas.com, juga memberitakan perihal negatif dan pasitifnya aplikasi kencan online. Dari ke delapan aplikasi yang ada, Tinder, telah mengubah cara orang mencari pasangan disesuaikan dengan kondisi saat ini.Â
Di tengah isolasi dan pembatasan Covid-19, katanya pengguna Tinder berbayar telah meningkat hampir 20% hingga Juni 2020. Hanya saja sesuai laporan investigasi program ABC, Four Corners and triple j Hack mengungkap, bagaimana Tinder telah membuat predator seksual semakin marak.
Menurut survey j Hack dari 400-an responden menjawab perihal keamanan aplikasi kencan, mayoritas, mengaku pernah mengalami serangan atau pelecehan seksual.Â
Dari jumlah tersurvey itu 231 orang merupakan pengguna aplikasi Tinder. Namun dari 48 orang yang melaporkan adanya pelangaran seksual dan hanya 11 orang yang mendapat tanggapan dari pengelola aplikasi tersebut.
Mereka secara umum yang laporannya ditanggapi menyebutkan, balasan dari aplikasi tersebut hanyalah pesan-pesan umum tanpa penjelasan, apakah pelakunya ditindak atau tidak.Â
Pengakuan adanya bahaya dalam menggunakan aplikasi diakui tersebut Emily, dari jutaan pengguna lainnya di Australia, bermaksud ingin mencari teman baru lewat aplikasi itu, justru diperkosa oleh pria yang ditemuinya melalui Tinder.
Untuk itulah sebelum bencana mengancam pengguna, alangkah baiknya harus memahami beberapa tips aman berkencan online agar tak kecewa saat bertemu.Â
Untuk terhindari penipuan, misalnya ada baiknya anda harus buat daftar apa yang harus dilakukan saat memulai perkenalan online. Tetap jangan lupa terlepas dari daftar periksa, selalu percaya pada naluri sendiri dan berhati-hatilah.Â
Seperti dilansir dari Your Tango, berikut penjelasan lebih lengkapnya seperti dikutip kumparan.com.
Pertama, sebelum merespon pesan, periksalah fotonya. Pastikan apakah orang dimaksud hanya memiliki satu atau lebih. Kalau ada beberapa, pastikan tidak hanya mengambil pose dari meja atau cermin kamar mandi.Â
Anda harus tahu seseorang yang keluar dari rumah dan jika ketiga foto mereka ada di ruangan yang sama, itu mungkin pertanda buruk.Â
Hal ini merupakan nilai tambah jika mereka memiliki orang lain dalam foto. Tetapi banyak situs melarang ini. Jadi, untuk memastikan mereka bersosialisasi dan memiliki teman sejati, ada metode lain untuk memverifikasi jejaring sosialnya.
Kedua, membaca profilnya. Guna menentukan apakah orang dimaksud cocok atau tidak, anda perlu membaca profilnya sedetail mungkin. Jangan cuma berdasarkan seseorang fotonya. Sebab, anda akan terkejut jika mengetahui betapa intim beberapa orang tentang kehidupan pribadinya.Â
Bisa jadi anda melihat peritanda buruk atau sepotong informasi yang memperingatkan untuk menjauh. Itu semua preferensi pribadi kamu. Tetapi tetap bacalah untuk pastikan orang itu dicari dalam suatu hubungan.
Ketiga, tanggapilah pesan yang tidak umum. Coba anda harus sedikit mengabaikan seseorang yang hanya bisa menyapa "hai cantik" atau "foto profil kamu seksi."Â
Kemungkinan dia juga mengirimkan pesan-pesan ini kepada banyak wanita dengan harapan wanita itu akan jatuh cinta padanya. Tapi jika menginginkan seseorang untuk tertarik pada detail profilmu, luangkanlah waktu untuk menulis pesan yang bijaksana. Jangan ragu untuk mendahului berkirim pesan kepada pria.
Keempat, lakukanlah bertukan nonor HP, setelah anda chating dengan seseorang secara konsisten, tidak keliru minta bertukar nomor. Sebab melakukan panggilan telepon dan chat lewat platform lain akan memudahkan mengenal dia lebih intens.Â
Selanjutnya periksa apakah dia memiliki Facebook, Twitter, LinkedIn, atau profil sosmed lainnya. Dengan memeriksa situs-situs itu, anda bisa melihat dia berfoto dengan orang lain atau tidak, dengan teman atau melihat keluarga hobi juga minatnya.
Kelima, ajaklah erbicara lewat telepon, suatu saat anda harus berbicara dengannya di telepon. Ini untuk mengetahui, apakah berbicara dalam kalimat penuh atau menggumamkan kata di sana-sini, atau dia selalu lelah dan tidak banyak bicara.Â
Selanjutnya, jika dia mengirimi kamu pesan saat berada di gym, memarkir mobil, atau menonton pertandingan, cobalah minta untuk memfotonya lalu nge-share ke anda. Jika dia menolak berbagi foto atau berbicara di telepon, itu pertanda ada sesuatu yang tidak beres. Waspadalah.**
Bekasi, 17/10/2020.
#esawe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H