Mohon tunggu...
Slamet Bowo Sbs
Slamet Bowo Sbs Mohon Tunggu... Jurnalis - Sarana Berbagi

Bukan siapa-siapa namun bertekad memberikan yang terbaik untuk sesama, pernah 7 tahun menjadi "pekerja" media . Saya bisa dihubungi di wa/call 085245208831, email : slametbowo83@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip

Sebeji, Manusia Sakti Pemanggul Bukit Kelam

31 Januari 2019   13:22 Diperbarui: 4 Februari 2019   12:02 1396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bujang Beji atau dikenal dengan Sebeji

"Bujang Beji telah melupakan kita," kata rayap. I "Kita sama sekali tidak dianggapnya."

"Benar," sahut beruang. "Bujang Beji harus I merasakan akibat dari tindakan buruknya kepada I kita."

"Lantas, apa yang akan kita lakukan?"

"Bujang Beji akan menaiki pohon Kumpang I mambu untuk menuju Kahyangan," kata beruang. I "Kita harus menggagalkannya! Kita gerogoti batang pohon Kumpang mambu itu hingga putus."

"Ya!" sahut para rayap. "Dengan cara itu Bujang I Beji tidak akan pernah sampai di Kahyangan."

Para rayap dan para beruang segera bersiaga. Mereka bersembunyi di sekitar pohon Kumpang mambu. Ketika mereka melihat Bujang Beji telah cukup lama memanjat, bergegas mereka keluar dari persembunyian. Para rayap dan beruang segera menggerogoti batang pohon Kumpang mambu. Gigi-gigi tajam dua kelompok hewan itu ganas menggerogoti bagian bawah batang pohon. Dua kelompok hewan itu terus bekerja keras hingga batang pohon Kumpang mambu akhirnya putus.

Ketika batang pohon Kumpang mambu terputus, Bujang Beji hampir mencapai Kahyangan. Ia terjatuh bersamaan dengan tumbangnya pohon Kumpang mambu. Seketika jatuh terhempas ke atas tanah, Bujang Beji pun akhirnya tewas.

Tugu Bujang Beji. Dokpri
Tugu Bujang Beji. Dokpri
Untuk melestarikan hikayat Bujang Beji dan Bukit Kelam ini, Pemerintah Kabupaten Sintang sudah membangun Tugu Bujang Beji yang berada di Jalan menuju Kompleks Wisata Bukit Kelam Sintang. 

Di tugu tersebut terdapat patung seorang laki-laki yang memikut batu. Sementara masyarakat baik yang berada di pedalaman Sungai Kapuas maupun Melawi, terus melestarikan apa yang diajarkan Bujang Beji dan Tumenggung Marubai. Di mana hingga kini bubu masih digunakan untuk menangkap ikan, sementara mencari ikan dengan cara menyebar tuba hanya dilakukan pada musim kemarau ketika sungai sudah dalam kondisi benar-benar kering.

*Semoga Bermanfaat*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun