"Bujang Beji telah melupakan kita," kata rayap. I "Kita sama sekali tidak dianggapnya."
"Benar," sahut beruang. "Bujang Beji harus I merasakan akibat dari tindakan buruknya kepada I kita."
"Lantas, apa yang akan kita lakukan?"
"Bujang Beji akan menaiki pohon Kumpang I mambu untuk menuju Kahyangan," kata beruang. I "Kita harus menggagalkannya! Kita gerogoti batang pohon Kumpang mambu itu hingga putus."
"Ya!" sahut para rayap. "Dengan cara itu Bujang I Beji tidak akan pernah sampai di Kahyangan."
Para rayap dan para beruang segera bersiaga. Mereka bersembunyi di sekitar pohon Kumpang mambu. Ketika mereka melihat Bujang Beji telah cukup lama memanjat, bergegas mereka keluar dari persembunyian. Para rayap dan beruang segera menggerogoti batang pohon Kumpang mambu. Gigi-gigi tajam dua kelompok hewan itu ganas menggerogoti bagian bawah batang pohon. Dua kelompok hewan itu terus bekerja keras hingga batang pohon Kumpang mambu akhirnya putus.
Ketika batang pohon Kumpang mambu terputus, Bujang Beji hampir mencapai Kahyangan. Ia terjatuh bersamaan dengan tumbangnya pohon Kumpang mambu. Seketika jatuh terhempas ke atas tanah, Bujang Beji pun akhirnya tewas.
Di tugu tersebut terdapat patung seorang laki-laki yang memikut batu. Sementara masyarakat baik yang berada di pedalaman Sungai Kapuas maupun Melawi, terus melestarikan apa yang diajarkan Bujang Beji dan Tumenggung Marubai. Di mana hingga kini bubu masih digunakan untuk menangkap ikan, sementara mencari ikan dengan cara menyebar tuba hanya dilakukan pada musim kemarau ketika sungai sudah dalam kondisi benar-benar kering.
*Semoga Bermanfaat*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H