2. Kurangnya Pelatihan Guru:
Pelaksanaan Kurikulum Merdeka memerlukan persiapan dan pelatihan yang memadai bagi para guru. Namun, di Kabupaten Fakfak, kurangnya pelatihan guru yang cukup terkait dengan Kurikulum Merdeka menjadi hambatan. Para guru mungkin belum sepenuhnya memahami pendekatan baru yang diperlukan dalam kurikulum ini, sehingga sulit bagi mereka untuk mengadopsinya secara efektif. lalu kurangnya sosialisasi dan salah satu komponen penting adalah ketersediaan sarana pembelajaran yang masih sangat terbatas menjadi penyebab kurangnya kreatifitas guru  dalam mengembangkan materi.
3. Keterbatasan Materi Pembelajaran:
Kurikulum Merdeka menekankan pada pengembangan keterampilan siswa melalui pembelajaran yang lebih praktis dan kontekstual. Namun, di Kabupaten Fakfak, keterbatasan materi pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan ini dapat menjadi penghalang. Ketersediaan bahan ajar yang relevan dan dukungan dari penerbit dan lembaga terkait mungkin masih terbatas di daerah tersebut. Lalu kebanyakan materi belum dapat diadaptasikan secara maksimal dengan kearifan lokal yang ada sehingga guru cenderung lebih suka memakai kurikulum lama seperti KTSP dan K13
4. Kurangnya Kesadaran dan Pemahaman:
Kurangnya kesadaran dan pemahaman akan tujuan dan manfaat Kurikulum Merdeka juga dapat menjadi penyebab sulitnya siswa mengadopsinya. Baik siswa maupun orang tua mungkin tidak sepenuhnya memahami perubahan dalam pendekatan pembelajaran yang diusung oleh kurikulum ini, sehingga mereka cenderung mempertahankan pola pikir dan ekspektasi yang lebih tradisional.
5. Konteks Sosial dan Budaya:
Faktor sosial dan budaya juga dapat mempengaruhi adopsi Kurikulum Merdeka di Kabupaten Fakfak. Nilai-nilai dan kebiasaan masyarakat setempat, yang mungkin berbeda dengan prinsip dan pendekatan yang dianut oleh kurikulum ini, dapat menyulitkan pengenalan dan penerimaannya oleh siswa dan orang tua.
Pada konteksnya, pendidikan adalah landasan utama dalam pembangunan suatu negara. Namun, di tempat-tempat terpencil, pendidikan seringkali menghadapi tantangan dalam hal aksesibilitas dan keterbatasan sumber daya. Dengan berbagai solusi dibawah ini bisa jadi dapat membawa perubahan penting juga didalam pendidikan di Kabupaten Fakfak khususnya daerah tertinggal dan terpencil.
- 1. Mereduksi Ketimpangan Pendidikan:
Mengembangkan sumber daya di tempat terpencil sangat penting untuk mereduksi ketimpangan pendidikan antara daerah perkotaan dan terpencil. Dengan mengalokasikan sumber daya yang memadai, seperti infrastruktur pendidikan, guru berkualitas, dan materi pembelajaran yang relevan, siswa di tempat terpencil memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas.
- 2. Meningkatkan Aksesibilitas:
Pengembangan sumber daya membantu meningkatkan aksesibilitas pendidikan di tempat terpencil. Dengan membangun sarana transportasi yang memadai, seperti jalan, jembatan, atau akses internet, siswa dan tenaga pendidik dapat dengan mudah mencapai sekolah dan mengakses sumber daya pendidikan yang diperlukan.
- 3. Menarik dan Mempertahankan Tenaga Pendidik: