Mohon tunggu...
Ruslina Irianty
Ruslina Irianty Mohon Tunggu... Guru - Seorang Tenaga Pendidik yang sudah berkecimpung di dunia pendidikan selama 21 Tahun dan bekerja juga sebagai Freelancer writer dan transkriptor selam 3 tahun terakhir.Menekuni Dunia Crypto sudah 12 Tahun sampai sekarang bekerja sebagai analisis untuk beberapa klien Individual.

saya seorang penyuka digital teknologi serta sesuatu yang bisa mengembangkan potensi diri menjadi lebih baik.menekuni bidang pendidikan sebagai tugas utama dan menjadi pekerja part time untuk beberapa perusahaan dan suka menganalisis pergerakan token di Cryptocurrency

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengatasi Keterpencilan untuk Mencapai Pendidikan Merdeka Belajar di Kabupaten Fakfak

24 Mei 2023   17:33 Diperbarui: 24 Mei 2023   17:42 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyebab Sulitnya Siswa Mengadopsi Kurikulum Merdeka di Kabupaten Fakfak

Pendahuluan:

Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum baru di Indonesia yang lebih memberikan kebebasan bagi pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang disesuaikan dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik. 

Berikut beberapa poin penting tentang Kurikulum Merdeka :

  • Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dimana isinya akan lebih optimal sehingga siswa memiliki waktu yang cukup untuk belajar.
  • Platform Kurikulum Merdeka menyediakan pelatihan belajar mandiri dan berbagai alat bantu pengajaran, seperti tujuan pembelajaran, modul pengajaran, dan lainnya, bagi para pendidik untuk mengembangkan kurikulumnya dan melaksanakan pembelajaran dan penilaian.
  • Fokus Kurikulum Merdeka adalah pada materi esensial, memungkinkan pembelajaran lebih mendalam, dan lebih banyak waktu untuk pengembangan kompetensi dan karakter.

Terdapat langkah-langkah untuk memahami Kurikulum Merdeka, antara lain memahami garis besar, prinsip pembelajaran dan penilaian, serta perencanaan pembelajaran dan penilaian

Singkatnya, Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum baru di Indonesia yang lebih memberikan kebebasan bagi pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang disesuaikan dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik. Ini menekankan pada materi penting dan memungkinkan lebih banyak waktu untuk pengembangan kompetensi dan karakter. Ada sumber daya yang tersedia bagi pendidik untuk mempelajari lebih lanjut dan menerapkan Kurikulum Merdeka.

Kurikulum Merdeka adalah inisiatif pendidikan yang diperkenalkan oleh pemerintah Indonesia dengan tujuan mengembangkan pendidikan yang lebih relevan dan berorientasi pada kebutuhan siswa. 

Namun, di Kabupaten Fakfak, implementasi Kurikulum Merdeka menghadapi sejumlah tantangan. Artikel ini akan mengidentifikasi beberapa penyebab sulitnya sebagian siswa mengadopsi Kurikulum Merdeka di Kabupaten Fakfak.

1. Keterbatasan Sumber Daya:

Salah satu penyebab utama sulitnya siswa mengadopsi Kurikulum Merdeka di Kabupaten Fakfak adalah keterbatasan sumber daya. Kabupaten ini mungkin menghadapi keterbatasan infrastruktur, peralatan, dan fasilitas pendidikan yang diperlukan untuk mendukung implementasi kurikulum yang lebih berorientasi pada pengembangan keterampilan dan pemecahan masalah.

mungkin untuk didaerah yang berada didalam kota yang sudah melaksanakan Kurikulum Merdeka ini bukanlah masalah, sebab guru yang bertugas pun mau tidak mua dipaksa harus dapat menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan kurikulum baru ini namun bagaimana dengan Sekolah-sekolah yang berada jauh di Daerah Terpencil yang membutuhkan persiapan yang lebih banyak  dikarenakan tuntutan dari pekerjaan. Pada akhirnya untuk beradaptasi dengan materipun tidak mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun