Mohon tunggu...
Dewi
Dewi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

[LOMBAPK] Keragaman dan Toleransi di Kos Kaum Intelek Dodol

12 Januari 2017   17:57 Diperbarui: 12 Januari 2017   18:11 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah berunding cukup lama, akhirnya weekend itu akan kami isi dengan memasak mpek mpek. Teman orang Sumsel bertugas untuk mendapatkan resep dan cara memasaknya. Berbekal resep andalan yang didapat dengan cara menelepon Emak, kami pun menyiapkan bahan-bahannya. Berhubung teman saya tidak bisa makan ikan laut selain ikan teri, maka kami pun membuat mpek mpek lenjer ikan teri dan kapal selam. Membuatnya tak semudah yang kami perkirakan.

Sesuai dengan anjuran salah satu teman, supaya lebih higienis, tepung diaduk menggunakan air hangat. Tapi ko tepungnya jadi kayak matang gitu ya?. Telp Emak lagi minta petunjuk. Akhirnya semua bahan disatukan dan ditambahkan air dingin. Dibentuk bulat panjang, jadilah lenjer. Bagaimana dengan kapal selam? Hasilnya lebih mirip kapal karam. Membalut telur mentah dengan tepung ternyata susah, telurnya mengalir kemana mana. Adonan yang sudah dibentuk kemudian di rebus, setelah mengambang diambil, ditiriskan, dan setelah dingin siap untuk digoreng.

Minyak dipanaskan, mpek mpek dimasukkan, sudah mulai kuning, dan mpek mpek seperti meledak, meletup-letup. Minyak panas bercipratan kemana-mana. Tidak luput tangan dan kaki kami juga kena. Teman kembali nelepon Emak, ternyata harus dikerat-kerat dulu sebelum digoreng.

Setelah mengoles salep pada luka bakar, aktivitas lanjut terus. Itu mpek mpek paling enak yang pernah saya makan.

Nyepi yang Rame

Pada saat hari besar keagamaan, ucapan selamat biasanya disampaikan  ke orang yang merayakan. Kami juga sering membuat kartu ucapan mini dan ditempelkan di pintu kamarnya.

Hari itu libur memperingati Tahun Baru Saka (Nyepi). Dan ada 1 orang Bali beragama Hindu. Pagi itu kami mendatangi kamarnya dan mengucapkan ‘Ida, Selamat Hari Raya Nyepi’ yang dijawab dengan ‘terima kasih’. Tidak lama kami langsung keluar kamarnya karena dia nampaknya lagi belajar mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian.

Jam 9 pagi sudah lapar, kami mau keluar membeli sarapan. Tidak lupa mampir lagi ke kamar Ida.

“mau beli sarapan”

“ga, belum lapar”

“ya udah, kami pergi ya”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun