Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola

Menilai Kegagalan Timnas dengan Kacamata Objektif, Bukan Kacamata Kuda

22 Desember 2024   11:05 Diperbarui: 22 Desember 2024   11:05 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terakhir, bila publik banyak yang berpikir, STy berhasil karena pemain naturalisasi, itu hanya pikiran subjektif. Faktanya, STy itu pelatih profesional. Jadi, bila bekerja untuk mencapai prestasi, maka harus dengan pemain yang profesional juga.

Pemain profesional itu berstandar tinggi, kompeten, bermutu, berkualitas, berkarakter (cerdas TIPS/Cerdas SQ, EQ, IQ).

Pertanyaannya, apakah pemain yang terpaksa harus dipilih oleh STy masuk skuat Piala AFF sudah terkategori profesional? Padahal, semua sudah bermain di klub profesional, lho. Siapa yang salah hingga membuat para pemain profesional, di timnas, perilakunya kampungan, seperti tidak terdidik?

Saya yakin, Pak Erick Thohir dapat menjawabnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun