Dikutip dari Very Well Mind, menurut psikolog Harvard Howard Gardner, ada delapan jenis IQ manusia, yaitu:
(1) Kecerdasan linguistik (verbal-linguistic)
(2) Kecerdasan matematik atau logika (logical-mathematical)
(3) Kecerdasan spasial (visual-spatial)
(4) Kecerdasan kinetik dan jasmani (bodily-kinesthetic)
(5) Kecerdasan musikal (music-rhythmic and harmonic)
(6) Kecerdasan interpersonal (interpersonal)
(7) Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal)
(8) Kecerdasan naturalis (naturalistic).
Nah, dari (8) jenis kecerdasan IQ itu, kira-kira apakah ke-8nya itu saya sudah cerdas? Tentu dengan refleksi, melihat diri, evaluasi diri, akan didapat jawabannya.
Orang-orang yang teridentifikasi memiliki sikap baik di mata masyarakat, maka dapat dipastikan mereka adalah orang-orang yang cerdas emosional (EQ). Dasarnya, tentu karena cerdas IQ karena faktor genetik, pengaruh lingkungan dan ilmu pengetahuan yang didapat selama proses akademik (belajar formal di sekolah/kuliah).
Apakah selama ini, saya juga sudah termasuk orang yang cerdas EQ? Tentu dengan refleksi, melihat diri, evaluasi diri, akan didapat jawabannya.
Apakah selama ini, saya juga sudah tergolong orang yang cerdas spiritual? Dengan refleksi, melihat diri, bercermin, evaluasi diri, akan didapat jawabannya.
Bagaimana dengan peta kecerdasan IQ, EQ, dan SQ manusia Indonesia? Bila selama ini kecerdasan IQ orang Indonesia menjadi bahan candaan, meski faktanya benar bahwa otak orang Indonesia masih mahal bila dijual karena sebabnya latar belakang genetik, karena pengaruh lingkungan dan ilmu pengetahuan yang didapat, sebab masih banyak rakyat yang belum menikmati proses akademik (belajar formal di sekolah/kuliah). Bahkan yang sudah sekolah/kuliah saja masih tidak cerdas IQ, EQ, dan SQ karena gagal dalam proses pendidikan.
Dengan demikian, siapa orang Indonesia yang dapat dipastikan bila otaknya dijual, hatinya dijual, dan pemahaman spiritualnya harganya sudah murah? Tidak mahal? Rakyat yang sudah cerdas IQ, EQ, dan SQ dapat menjawabnya.
Karena orang-orang tersebut justru memanfaatkan kecerdasan otak, hati, dan spiritual untuk membodohi orang lain, untuk berbuat licik, curang, menanggalkan etika, moral, dan berbuat tidak amanah.
Apakah saya, diri kita, mau ikutan masuk golongan orang-orang yang kecerdasan otak, hati, dan spiritualnya bila dijual, harganya mahal? Atau murah? Orang yang pondasinya cerdas IQ, EQ, dan SQ, tentu dapat memilih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H