Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

1446 Hijriah, Polusi Pragmatis, dan Menjadi Manusia yang Menghargai

7 Juli 2024   14:24 Diperbarui: 7 Juli 2024   15:29 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stanza kedua: terkandung spiritualitas kebangsaan, bahwa kita, sadarlah budinya, sadarlah hatinya.

Terkait dengan stanza kedua tersebut, sangat benar bahwa manusia Indonesia sekarang, dalam masalah etika, moral, dan hati nuraninya sangat-sangat memprihatinkan.

Pijakan

Momentum tahun baru Islam, 1 Suro, jadikanlah pijakan agar saya, kita, tidak menjadi golongan manusia yang berpola pikir dan berperilaku pragmatis.

Jangan bersandiwara di hadapan orang lain tentang jiwa, raga, budi, hati yang sekadar akting dan topeng. Dijauhkan menjadi manusia yang mudah menyepelekan, meremehkan, merendahkan, tidak menghargai  "sesuatu" demi untung dan kepentingan sendiri. Apalagi mengabaikan  etika dan moral. Membohongi hati nurani sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun