Bukankah, sektor ini, masih ada pemain yang lebih kuat dan standar? Tetapi mengapa disimpan atau tidak diberikan kesempatan oleh STy.
Selain kelemahan nomor (1), persoalan nomor (2), di laga versus Qatar menghasilkan hukuman pinalti, 2 kartu merah dan beberapa kartu kuning akibat kelemahan intelegensi dan personality pemain. Di laga versus Australia pun, kelemahan ini masih mencolok.
Kelemahan intelegensi dan personality ini bahkan selalu dilakukan oleh pemain yang sama. Pertanyaannya, apakah pemain ini tidak dibina oleh STy atau tim manajerial?
Bila dalam laga versus Yordania, STy tidak tepat atau tidak cerdas memasang komposisi pemain. Lalu, para pemain juga tetap ada yang lemah intelgensi dan personality, maka bukan saja merugikan pemain dan tim, tapi secara keseluruhan, tim Piala Asia ini, saya sebut masih ada yang belum lulus dalam hal TIPS.
Bahayanya lagi, tipikal pemain yang lemah TIPS, biasanya juga akan mudah kelebihan rasa percaya diri (Over Confidence). Paket dari pemain yang model seperti ini, akan egois dan individualis.
Semoga, laga versus Yordania, STy tidak salah memasang komposisi pemain. Pemain yang masih rendah intelegensi dan personality sudah dibina. Pun seluruh pemain juga sudah diarahkan dan dididik agar tidak kelebihan percaya diri, tidak egois, tidak individualis.Â
Intinya, versus Yordania jangan over. Over percaya diri, over egois, over individualis, over bodoh, over salah kompesisi pemain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H