Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

1445 H (22) Rida Lahir dari Syukur Nikmat

1 April 2024   11:43 Diperbarui: 1 April 2024   12:30 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keridaan termasuk bagian dari keadilan. Keridaan akan menjadikan seorang hamba merasakan keadilan Tuhan-nya. Keridaan akan membukakan pintu keselamatan dari permusuhan, penipuan, dan kedengkian. Sebab apabila seseorang tidak merasa rida dengan bagian Allah, pasti dia akan melihat bagian orang lain. Dia akan selalu menjadi orang yang mendengki dan berharap nikmat yang dimiliki orang lain hilang.

Keridaan akan menjadikan dirimu tidak meragukan ketentuan Allah, takdir-Nya, hukum-Nya, dan ilmu-Nya. Karenanya, akan menjadi pasrah terhadap perintah-Nya sambil meyakini bahwa apa yang terjadi penuh dengan kebijaksanaan.

Keridhaan akan membuahkan rasa syukur. Karena itu, orang yang dalam hidupnya seringkali tidak puas maka tidak pernah memiliki rasa syukur. Dia akan merasa bahwa dia telah rugi, haknya telah berkurang, dan bagiannya telah tiada. Orang yang rida selalu memandang bahwa pada asalnya dia tidak memiliki kenikmatan apa pun. Sikap ketidakpuasan itu merupakan bentuk kufur nikmat, sedangkan keridaan lahir dari syukur nikmat.

Rida Allah akan menurunkan ketenangan dan ketenteraman kepada orang-orang mukmin.

Di hari akhir nanti, jiwa seorang mukmin yang tenang akan bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan rida dan diridai. Lalu, bukankah ini menjadi keinginan kita semua?

Simpulan

Yah, pikiran dan hati manusia, sesuai fitrahnya, tidak akan pernah mengingkari saat dirinya rida atau tidak rida atas sesuatu. Sebab keridaan lahir dari syukur nikmat, sementara tidak rida akibat dari kufur nikmat.

Kufur adalah tidak percaya kepada Allah dan Rasul-Nya; kafir; ingkar; tidak pandai bersyukur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun