Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

1445 H (22) Rida Lahir dari Syukur Nikmat

1 April 2024   11:43 Diperbarui: 1 April 2024   12:30 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artinya: "Ya Allah bukakanlah lebar -lebar pintu karunia-Mu di bulan ini dan curahkan berkah-berkah-Mu Tempatkan aku di tempat yang membuat-Mu ridho padaku. Tempatkan aku di dalam Surga-Mu. Wahai Yang Maha menjawab doa orang yang dalam kesempitan."

Sesuai doa tersebut, nampaknya seluruh kejadian yang merupakan fakta yang saya deskripsikan itu, latar belakang masalah mengapa semua itu terjadi, karena masalah "tidak rida". Bila hal-hal yang dilakukan dasarnya karena pikiran dan hati manusia tidak rida, maka bagaimana karunia dan berkah akan didapatkan oleh manusia bersangkutan, baik di dunia apalagi di akhirat.

Menurut KBBI, karunia adalah
kasih; belas kasih; pemberian atau anugerah dari yang lebih tinggi kedudukannya kepada yang lebih rendah. Kemudian, berkah adalah istilah yang berasal dari kata dalam bahasa Arab, yaitu barokah yang artinya nikmat. Menurut KBBI adalah karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia. Sementara rida maknanya senang hati; perkenan; rahmat.

Sikap rida dan tidak rida

Dari deskripsi contoh-contoh masalah yang saya ungkap, satu di antara masalah penyebabnya karena adanya sikap (pikiran dan hati) para manusia yang tidak rida. Sehingga hal yang seharusnya tidak dijadikan masalah. Malah dijadikan pemicu masalah lagi.

Bagaimana para manusia yang menjadi pelaku "itu" akan bersikap rida kepada Allah. Kepada sesama manusia saja tidak rida.

Dari berbagai ajaran Ulama, dapat saya simpulkan tentang sikap manusia yang rida, di antaranya:

Sikap rida kepada sesama dan kepada Allah, menunjukkan manusia saling mencintai sesama. Artinya juga sangat mencintai Allah. Dengan cinta dalam bentuk rida, maka akan menggaransi Umat manusia selamat dari api neraka. Sebab,
Senantiasa mendekatkan jalan dalam meraih surga.

Keridaan Allah kepada manusia, seharusnya dibalas oleh manusia untuk senantiasa prasangka baik seorang baik kepada Allah mau pun manusia, sehingga mengantar kepada ketenteraman jiwa, dan membuat kehidupan di dunia menjadi penuh kemaslahatan.

Manusia yang rida kepada Allah, maka kepada sesama manusia pun akan turut rida.

Rasulullah Saw. adalah manusia yang paling diridhai Allah, paling berbahagia, dan paling banyak mendapat kelapangan dari-Nya. Karena itu, sikap ridha termasuk di antara kesempurnaan ibadah. Ibadah tidak akan sempurna jika tanpa dibarengi keridhaan, kesabaran, tawakal, rendah hati, dan kebutuhan kepada Allah.

Sikap rida akan menimbulkan keridhaan Allah terhadap hamba-Nya. Keridaan akan membebaskan diri kita dari kesedihan, kesengsaraan, dan kesukaran hati. Oleh karena itu, pintu surga dunia akan bisa dibuka dengan keridaan, sebelum meraih surga akhirat kelak. Keridaan akan datangkan ketenangan dan ketenteraman dalam hati seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun