"Bulan Ramadan ini kita beribadah dulu," ujarnya saat ditemui pewarta di Hotel Kempinski Jakarta pada Kamis, 14 Maret 2024."
Tetapi Bambang tak menampik, bahwa penggusuran akan tetap dilakukan untuk melancarkan pembangunan proyek strategis nasional ini. Bambang berjanji tak akan melakukan relokasi warga secara semena-mena. Pemerintah, ucapnya, akan mengedepankan dialog dan komunikasi kepada warga.
Wow, di IKN mau pun di Bekasi, di bulan Ramadan ternyata ada sebagian rakyat Indonesia yang sedang disakiti pikiran dan hatinya, dibuat resah. Mau diusir dari tanahnya sendiri demi kepentingan siapa? Kembali merasakan penjajahan, tetapi dilakukan oleh antek-antek pemimpin negeri sendiri yang seharusnya amanah.
Sadar dibodohi?
Dari kejadian penggusuran tersebut, rakyat harus membuka pikiran, mata, dan hati. Menyadari sedang dibodohi! Lihatlah! Para pemimpin yang sekarang duduk dikursi jabatan dengan cara membaiki (membodohi) rakyat dengan berbagai tipu daya, tipu muslihat, segala cara jahat dan licik dilakukan demi mendapat suara rakyat dalam Pemilu.
Tetapi ketika kedudukan sudah di dapat, apa yang mereka perbuat? Justru menindas rakyat dengan berbagai cara, tujuannya untuk melayani para pemodal yang telah membiayai mereka untuk dapat kue bisnis, dan duduk di kursi. Mereka pun dengan semena-mena menggunakan uang rakyat demi kepentingannya, tapi pada akhirnya, rakyat pun ditindas lagi.
Itu baru cerita klasik penggusuran. Cerita lainnya, harga kebutuhan pokok naik, harga BBM akan naik, listrik akan naik, BPJS juga masih diulik-ulik. Berbagai Peraturan dan UU dibuat juga demi mengamankan mereka sendiri. Demi kepentingan dan keuntungan mereka sendiri.
Kisah yang kini sedang terjadi menimpa sebagian rakyat Indonesia ini, tidak berbeda jauh dengan pepatah "serigala berbulu domba" dan "musang berbulu ayam". Pepatah ini merupakan ungkapan (idiom) untuk menyebut sifat licik (munafik) yang wujudnya berbeda dengan karakter aslinya. Wujudnya bagaikan "malaikat" tanpa cela. Namun, di sebalik semuanya, tersimpan niat jahat yang penuh kepalsuan tiada tara melampaui perilaku iblis yang ingkar.
Hamba yang berwatak demikian memiliki tujuan tersembunyi dan penuh tipu daya. Ungkapan kata dan janjinya penuh dusta, perilakunya wujud kemunafikan, hatinya penuh kebusukan, dan siasatnya licik penuh muslihat.
Baik, hanya kendaraan
Sejatinya, awalnya mereka-mereka itu, melakukan perbuatan baik, yang hanya dijadikan kendaraan saja, demi mencapai maksud dan tujuan yang licik oleh orang-orang yang jahat untuk melakukan tipu-tipu, yaitu perbuatan atau perkataan yang tidak jujur (bohong, palsu, dan sebagainya) dengan maksud untuk menyesatkan, mengakali, atau mencari untung. Atau tipu daya, yaitu bermacam-macam tipu, berbagai daya upaya yang buruk, muslihat. Sementara maksud tipu muslihat adalah
siasat, ilmu (perang dan sebagainya).
Orang-orang yang berbakat dan kompeten dalam hal tipu daya, tipu muslihat ini, saat tampil di lingkungan masyarakat, bangsa dan negara, nampak sebagai orang saleh. Orang baik.