Pernyataan nara sumber tersebut tentang karakter pemimpin kita sekarang ini, pun sangat diamini oleh sebagian rakyat yang katanya 42 persen. Tapi tentu disangkal dan malah sangat dipuja-puji oleh rakyat yang 58 persen.
Sidang HAM PBB, ada settingan?
Lebih miris, berbagai media memberitakan tentang kelakuan perwakilan Indonesia dalam Sidang Komite HAM PBB CCPR di Jenewa, Swiss pekan lalu, dikutip dari UN Web TV, Senin (18/3/2024).
Bacre Waly Ndiaye menyoroti netralitas Presiden Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden tahun 2024. Ndiaye lantas mempertanyakan langkah apa yang diambil Indonesia untuk memastikan pejabat tinggi, termasuk Jokowi, tidak memberikan pengaruh atau intervensi yang berlebihan terhadap proses Pemilu. Ia pun bertanya apakah Indonesia sudah melakukan penyelidikan untuk mengusut dugaan-dugaan itu.
Saat diberikan kesempatan menjawab, Indonesia yang diwakili oleh Dirjen Kerjasama Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Tri Tharyat tidak menjawab pertanyaan Ndiaye. Ia justru menjawab masalah Hak Asasi Manusia (HAM) lainnya, seperti soal kasus aktivis Haris dan Fathia yang belum lama dinyatakan bebas hingga kasus Panji Gumilang.
Luar biasa memprihatinkan. Sepertinya perwakilan Kemenlu ini pun sudah disetting menjadi aktor TSM, hingga jawaban yang tidak nyambung, tetap dilakukan di depan peserta Sidang. Sangat tidak berintegritas. Sangat nampak bertopengnya.
Di +62 sendiri, saluran-saluran televisi, demi kepentingan dan keuntungan pribadi, juga terus dihadirkan nara sumber yang sudah tidak bersandiwara lagi. Sudah tidak pakai topeng lagi, apa dibalik penampilan dan tutur bicaranya.
Menyedihkan, makna integritas yang benar di negeri ini, sudah menjadi barang murah di tangan orang-orang yang hanya mencari keuntungan dan kepentingan pribadi, dinasti, dan oligarki.
Integritas?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), integritas diartikan : mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yg memancarkan kewibawaan; kejujuran.
Apakah dalam bulan Ramadan ini, pemimpin kita bergeser, berubah, menunjukan integritas yang benar dan baik? Atau sudah tidak nampak munafiknya?