(8) "Rakyat bingung, mau melaporkan hal kecurangan Pemilu ke mana. Karena, semua jalur yang dimaksud, ternyata sudah dikuasai pihak tertentu."
(9) "Apakah benar, sesuai hati nuraninya, rakyat melihat bahwa Pemilu 2024, normal. Tidak ada masalah?"
(10) "Bagaimana membuktikan kecurangan dalam Pemilu, bila kecurangan sudah didesain secara terstruktur, tersistem, dan masif?"
(11) "Apa pun keputusan hasil Pemilu 2024, siapa pun pemenangnya, baiknya semua pihak kembali bersatu, untuk Indonesia."
(12) "Di Pemilu 2024, rakyat sedang ditunjukan, mana sosok negarawan yang layak disebut negarawan. Apa ada atau tidak sebenarnya, sosok negarawan, itu?"
(13) "Pemilu belum selesai, tapi mengapa ada makan malam lagi? Malah bilang sebagai jembatan?"
(14) "Pada akhirnya, siapa pun yang menang, lihat saja, apa yang kalah akan tetap menjadi oposisi? Atau tergoda? Kita lihat dan buktikan!"
(15) "Mau di bawa ke mana negara ini, oleh mereka?"
(16) "Kecurangan bisa didesain, sebab jalur gugatan kecurangan, sesuai peraturan dan UUnya juga ada desainnya, selama ini membuat penggugat sulit memenangi gugatan."
Dll. Masih banyak yang dapat saya diungkap, tetapi, minimal dengan pernyataan-pernyataan tersebut, dapat dijadikan bahan untuk pendidikan dan pembelajaran, sekaligus hiburan dan mencerahkan pikiran dan hati, khusus menyoal Pemilu ini.
Sekali lagi, ayo stasiun televisi, hadirkan, undang narasumber terkait bincang politik-Pemilu yang mendidik, mencerdaskan, menghibur, dan mencerahkan (4M).