Maaf, karena lemah otak dan hati, maka saat pemain lawan bermain kolektif, pemain +62 malah ingin dilihat jago bermain bola. Padahal apa yang dilakukan justru sedang bunuh diri, menunjukkan betapa lemahnya intelegensi, personality, yang imbasnya ke teknik (passing-control) salah, tidak akurat, mudah direbut lawan, dll. Lalu, menyalahkan rekan-rekan yang tidak salah.
Bila kelemahan 3 aspek ini tidak disadari juga oleh para pemain yang TIPSnya belum lulus sebagai pemain timnas, dan tidak lulus pula untuk berada dalam ajang Piala Asia, maka laga versus Vietnam dan Jepang, yang secara matematis kalah, maka hasil laga mustahil dapat diubah menjadi minimal imbang. Apalagi menang.
Pemain lokal masih gagal TIPS, akibat dari berbagai-bagai masalah dalam sepak bola Indonesia. Pemain naturalisasi pun, belum sesuai standar untuk ajang sekelas Piala Asia, apalagi Piala Dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H