Andrika Fathir Rachman, dari SSB Sukmajaya ke Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2023.Â
Judul artikel tersebut menegaskan bahwa proses pendidikan, pelatihan, dan pembinaan sepak bola sejak akar rumput yang menempa Andrika, hingga sampai ke gerbong Timnas Indonesia yang akan berlaga dalam Piala Dunia U-17, secara amatir dimulai dari SSB Sukmajaya.
Lalu berproses di Bina Taruna, masih di fase amatir. Selanjutnya ke fase profesional di Borneo FC. Kemudian masuk gerbong Timnas Indonesia, hingga Timnas U-17 untuk Piala Dunia.
Apa yang terjadi dalam perjalanan proses Andrika, tentu sama, dialami oleh 20 pemain Timnas Indonesia lainnya pilihan Bima Sakti. Artinya, 21 pemain yang di pilih masuk skuat Garuda muda, dipetik oleh PSSI yang sejatinya tidak menanam dan tidak merawat, tetapi seolah PSSI telah begitu berjasa kepada 21 pemain ini, yang tinggal memetik dan membuat program TC.
Proses Andrika
Sebelum memasuki usia 13 tahun, Andrika Fathir Rachman yang lahir di Jakarta pada tanggal 17 Februari 2006. Sudah mencicipi beberapa wadah sepak bola akar rumput di sekitar tempat tinggalnya.
Namun dukungan penuh dari ayahnya, Ari Purba Rachman, TNI- AD (Paspampres) dan Ibunya, Ika Sartika, membuat Andrika dapat menjadi siswa dan bergabung dengan Keluarga Besar SSB Sukmajaya.Â
Setelah berproses, mengenyam pendidikan, pelatihan, dan pembinaan di Lapangan 328 Kostrad Cilodong, home base SSB Sukmajaya, pada akhirnya Andrika dapat menjadi bagian dari Tim U-13 SSB Sukmajaya, berkompetisi resmi di Liga TopSkor (LTS) yang sangat ketat. Ada sistem promosi dan degradasi.
Saat sedang melakoni kompetisi ketat LTS U-13, melalui Tim TSG, pemandu bakat LTS, Andrika pun mengharumkan nama dirinya, keluarganya, dan SSB Sukmajaya dengan terpilih menjadi Men Of The Match (MOTM). Dari ganjaran MOTM itulah, talenta Andrika sudah muncul sebagai salah satu pemain yang dapat mengisi skuat Garuda.
Perlu publik sepak bola nasional ketahui, juga PSSI. Lapangan Universitas Trisakti, Nagrak Cibubur, adalah saksi, dimulainya karier beberapa talenta pemain muda muncul ke Timnas sepak bola Indonesia di kelompok umur, sebab terlibat dan berproses dalam kompetisi ketat LTS.
Saat itu, Lapangan Trisakti ini, juga menjadi ajang pencari bakat yang bertanggungjawab, karena mau mengembangkan karier pemain dengan cara yang legal, menghubungi manajemen SSB. Bukan potong kompas ke orangtua dan siswa.