Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

STy, Masalah Terbesar Pemain Timnas Lemah Intelegensi, Pesan Saya untuk Bima dan Akar Rumput

19 Oktober 2023   23:40 Diperbarui: 20 Oktober 2023   02:30 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW


Prestasi Shin Tae-yong paling hebat bagi sepak bola Indonesia adalah jujur dan mau membongkar kelemahan pemain Timnas Indonesia yang lemah fisik (speed), lemah teknik (passing-control), lemah personality (mental), dan lemah intelagensi (otak). Tetapi mampu membawa tiga level Timnas (U-20, U-23, Senior) melenggang ke Piala Asia.

(Supartono JW.19102023)

Sejak Shin Tae-yong (STy) didapuk sebagai pelatih Timnas Sepak Bola Indonesia pada akhir 2023. Prestasinya antara lain akan memimpin Timnas Indonesia di Piala Asia 2023 Qatar pada 12 Januari-10 Februari 2023 dan timnas U-23 di Piala Asia U-23 2024 Qatar pada 15 April-3 Mei 2023. Menaikkan ranking FIFA Indonesia yang signifikan.

Itu adalah buah dari kompetensinya sebagai pelatih kelas dunia, yang mau menangani sepak bola Indonesia.  

Identifikasi STy lengkap, lemah TIPS

Datang ke Indonesia, begitu menangani anak-anak yang dipanggil ke Timnas, langkah pertama adalah membenahi masalah fisik (speed) para pemain yang saat itu sudah terbukti lemah.

Perlahan dan dengan sabar, STy pun menemukan kelemahan lain, yaitu masalah teknik. Passing dan control para pemain yang sudah berlabel Timnas masih lemah.

Dari perjalanan TC demi TC, uji coba demi uji coba, hingga laga-laga resmi. STy juga mengidentigikasi adanya kelemahan personality para pemain. Lemah mental, kurang percaya diri, egois, individualis, dan sejenisnya.

Bila selama ini saya lekat dengan filosofi TIPS: teknik, intelegensi, personality, dan speed, dalam menangani anak-anak di wadah sepak bola akar rumput. Kelemahan pemain-pemain yang dipilih masuk gerbong Timnas oleh STy dari berbagai kelompok umur, maka para pemain Indonesia sudah memiliki rapor lemah teknik, lemah speed, dan lemah personality, yang semua itu ditemukan dan dirasakan langsung oleh STy.

Terbaru, ada media di Indonesia yang menulis artikel tentang STy yang mengungkapkan masalah terbesar pemain Indonesia pada Kamis (19/10/2023), berdasarkan informasi yang diunggah oleh akun @liputantimnasindonesia pada 14 Oktober 2023, yang kemudian beredar di media sosial.

Informasinya, sebelum bentrok dengan Brunei Darussalam dalam kualifikasi Piala Dunia 2026, Shin Tae-yong terlihat tengah mengungkapkan masalah para pemain Indonesia.

Ternyata STy mengungkapkan bahwa para pemain Timnas Indonesia kerap lupa dengan materi yang sudah diberikan pada hari sebelumnya.

Ada dua tipe orang disebutkan STy yang bisa cepat melupakan materi penting. Yaitu bodoh atau tidak fokus saat latihan.

"Masalah kita yang paling besar, saat latihan kalau lanjut sesi berikutnya, sesi latihan sebelumnya dilupakan lagi," terang Jeje menerjemahkan ucapan STy.

"Kenapa coba?"
"Ada dua hal, satu (karena) bodoh kedua kurang fokus," lanjutnya.
"Salah satu pasti ada," pungkasnya.

Menariknya, ucapan STy yang lebih pasnya sebagai sindiran atau kritik, mengingatkan ucapan Asnawi Mangkualam beberapa waktu lalu.

Sebagai kapten Timnas Indonesia, Asnawi sempat menyebut rekan-rekan setimnya tak ada yang pintar.

Hal tersebut diungkap Asnawi pada saat menjadi bintang tamu dalam podcast Sport77 pada bulan September lalu.
"Kalau di Timnas sekarang, siapa yang punya potensial bakal jadi pelatih bagus nanti di masa yang akan datang," tanya Riphan Pradipta sebagai host program tersebut.

"Jadi pelatih bagus.. Ee... Bodoh semua lagi," ceplos Asnawi membuat seisi ruangan tertawa.
"Tidak ada pemain yang dia puji," sahut Mamat.
"Kayak Jordi mungkin?" timpal Riphan lagi.

Meski menyebut rekan setimnya tak pintar, Asnawi Mangkualam setuju jika Jordi bisa menjadi pelatih yang bagus di masa depan.
"Iya sih Jordi. Maksudnya dia lebih berpengalaman lebih bagus di luar negeri," terang Asnawi.
Tak sampai di sana, Asnawi menampil Saddil Ramdhani akan menjadi pelatih di masa depan.
"Saddil bisa jadi pelatih bagus gak?," lanjut usulan Riphan.
"Oh itu tidak mungkin," sahut Asnawi lagi.

Atas keterbukaan dan berterus terangnya STy kali ini, maka bagi saya lengkap sudah. STy akhirnya menemukan sendiri fakta bahwa para pemain yang diasuhnya memiliki kelemahan yang lengkap. Yaitu lemah Intelegensi (bodoh, tidak pintar).

Sebelumnya STy sudah mendapatkan fakta para pemain lemah speed, teknik, dan personality. Saya sebut, lengkap yang kolaboratif, yaitu lemah TIPS.

PSSI, mau tetap pura-pura buta dan tuli?

Bila seseorang cerdas intelegensi (pandai, pintar) karena terdidik secara secara formal. Biasanya akan cerdas personality (mental, sikap, kepercayaan diri, dll). Saya sebut cerdas intelegensi dan cerdas personality maka akan identik dengan kaya pikiran dan kaya hati.

Dengan pondasi itu, pemain sepak bola yang berbakat (teknik mumpuni) akan dapat dipertahankan dan ditingkatkan tekniknya, bila otak dan hatinya juga cerdas. Bila otaknya pintar, hatinya cerdas alias kaya hati. Maka, tentu otak dan hatinya dapat membimbing dirinya dalam hal teknik dan speed.

Bagaimana seseorang akan cerdas teknik dan speed, sementara otak dan hatinya tumpul. Tidak terasah. Tidak terdidik. Yang ada dalam bermain bola akan nampak kebodohannya. Bermain egois dan individualis, mudah dipancing emosi atau malah memancing emosi lawan. Ini bagian dari lemah personality yang dasarnya lemah intelegensi. Tabiat yang mudah diliat berikutnya, passing dan control salah, buruk, tidak akurat. Di depan gawang kosong membuang peluang. itu lemah teknik yang pondasinya lemah intelegensi dan personality.

Lihat, dalam laga leg kedua saat Timnas dijamu Brunei. Meski sadar laga disiarkan langsung televisi dan ditonton oleh publik sepak bola dunia, bukan hanya publik sepak bola Indonesia, dalam keadaan sudah unggul 0-6. Saat penjaga gawang Brunai akan menendang bola, ada pemain yang bodoh sekali, pakai acara menghalangi kiper menendang. Pemain itu pakai ban kapten lagi. Jelas, wasit yang berdiri tidak jauh, langsung melayangkan kartu kuning. Apa yang ada dipikiran dan hati.pemain ini?

Bila STy mau membongkar kelemahan semuanya, tentu akan benderang mengapa selama ini sepak bola Indonesia terpuruk. Sebagai pelatih kelas dunia, dengan kompetensinya. Lalu, mampu mengidentifikasi kelemahan TIPS yang lengkap, nyatanya STy mampu memberikan prestasi sepak bola Indonesia yang lebih besar dari sekadar tropi. Kita semua sudah merasakannya.

Pertanyaannya, apa yang akan dilakukan oleh PSSI, sebab kini sudah teridentifikasi pemain Timnas lemah TIPS. Apa akan tetap membiarkan wadah sepak bola akar rumput tidak jelas fungsi dan kedudukannya? Tetap pura-pura buta dan tuli?

Lemahnya TIPS pemain Timnas, adalah buah dari diabaikannya wadah sepak bola akar rumput tidak di sentuh dengan benar. Apakah membuat pemain cerdas otak dan cerdas hati, bisa diampu oleh para pelatih/pembina yang yang tidak memiliki kompetensi pendidik atau kompetensi lain?

Lihat, sekolah formal yang diampu oleh para pendidik yang sesuai bidang, sesuai keahlian, memiliki kualifikasi, dan kompetensi saja, hingga saat ini, pendidikan Indonesia masih tercecer.

Kalau PSSI tidak pernah mendatangkan STy, maka lemahnya TIPS ini pasti tidak akan pernah dibongkar. Mengapa? Jawabnya panjang. Nanti saya ulas di artikel lain.

Pesan untuk Bima dan akar rumput

Yang pasti, sebelum Piala Dunia U-17 di gelar di Indonesia, saya juga berpesan kepada Bima Sakti. Sampaikan kepada anak-anak yang sekarang masih di Jerman. Saat pulang dan bermain di Piala Dunia nanti, tolong tunjukkan tidak nampak lemah intelegensi, tidak nampak lemah personality, tidak nampak lemah teknik, dan tidak nampak lemah speed.

Untuk para individu yang menggeluti sebagai pelatih/pembina di wadah sepak bola akar rumput, campkan apa yang sudah diidentifikasi oleh STy. Kelemahan TIPS para pemain Timnas tentu karena kesalahan pendidikan, pelatihan, dan pembinaan di akar rumput.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun