Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menikmati SSB yang Diabaikan

7 September 2023   22:43 Diperbarui: 7 September 2023   23:28 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali ke artikel perdana di Tabloid GO, bila saya hitung, kurang lebih sudah 24 tahun saya menulis "Memantapkan Kedudukan SSB".

Pertanyaannya, apakah selama 24 tahun itu kedudukan SSB mantap? Jawabnya, jangankan mantap, SSB diurus serius saja tidak pernah. Regulasi tentang SSB yang menggariskan fungsi dan kedudukan SSB pun tidak pernah dilahirkan oleh PSSI.

Bahkan, sudah 4 (empat) surat terbuka saya tulis untuk Erick Thohir, satu pun tidak ada yang ditanggapi.

Apa saya kecewa? Tidak! Saya sudah kebal dengan pengurus PSSI macam itu.

Apa saya berhenti mengurus sepak bola dan sepak bola akar rumput? Tidak! Masa hanya karena PSSI.yang sepertinya buta dan tuli, saya harus kalah dalam membantu masyarakat yang mencintai sepak bola, hobi sepak bola.

Sebagai.pengingat

Yang pasti, dengan derap PSSI yang kini sibuk atau memang mencari kesibukan dengan Piala Dunia U-17 dan lainnya, entah karena ada tujuan lain, selain menyoal sepak bola, 24 tahun yang lalu saya sudah menulis tentang SSB.

Tidak apa, artikel yang saya tulis, belum pernah menyentuh pikiran dan hati PSSI. Terpenting, lahirnya artikel itu, di antaranya adalah sebagai pengingat waktu tentang pertama kalinya nama Sekolah Sepak Bola (SSB) digaungkan secara resmi di Indonesia oleh PSSI dan ditandai dengan lahirnya turnamen SSB resmi pertama di Indonesia yang langsung dihelat oleh PSSI Pusat.

Buntut dari event ini, saya mengusulkan keberadaan SSB wajib di mantapkan kedudukannya. SSB wajib terafiliasi dan terorganisasi kebaradaannya di PSSI Pusat, Asosiasi Provinsi (Asprov), Asosiasi Kabupaten (Askab), hingga Asosiasi Kota (Askot).

Fungsi, tugas, dan kedudukan SSB jelas di peta pembinaan dan regenarisi sepak bola nasional, sebab dia menjadi pondasi terbentuknya timnas Indonesia yang handal.

Sekali lagi saya bertanya, kepada PSSI. Apakah sejak opini yang saya tulis terbit 24 tahun yang lalu, sudah ada perubahan dan sudah mantap kedudukan SSB di peta sepak bola nasional yang terus menjamur? Bagaimana kondisi SSB sekarang? Inilah opini perdana yang tayang di media massa tentang masalah kedudukan SSB yang terus diabaikan dan menjadi benang kusut. Seperti bau kentut di ruang berAC.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun