Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Memetik Pelajaran dari Piala AFF U-23 2023

28 Agustus 2023   14:54 Diperbarui: 28 Agustus 2023   15:01 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Hingga pada akhirnya, meski pun mampu tampil di final, dengan jumlah pemain terbatas serta komposisi pemain pelapis, Garuda Muda tetap takluk dari Vietnam yang lebih siap di Piala AFF kali ini. Sekaligus mempertahankan gelar juara.

Tidak bisa dibohongi, tampil dengan sebagian pemain pelapis yang masih kurang berpengalaman, secara statistik permainan di waktu normal mau pun waktu tambahan, pasukan STy yang seadanya ini, kalah dalam segala hal. Lihatlah statistik yang dirilis oleh panitia AFF selepas laga. 

1. Tembakan: Vietnam (21) dan Indonesia (19)
2. Tembakan ke arah gawang: (7) dan (4)
3. Pengusaan bola: (55%) dan (45%)
4. Operan: (484) dan (412)
5. Akurasi operan: (75%) dan (73%)
6. Pelanggaran: (14) dan (23)
7. Kartu kuning: (3) dan (5)
8. Offside: (1) dan (4)
9. Tendangan sudut: (7) dan (6)

Lihatlah, Garuda Muda dengan sebagian besar pemain pelapis yang kurang pengalaman, hanya mampu unggul di sektor pelanggaran yang lebih banyak. Unggul jumlah kartu kuning. Serta unggul dalam hal offside. Bila pun ada 1 offside yang dianggap tidak offside, Vietnam tetap lebih cerdas dalam hal offside.

Statistik itu adalah fakta bahwa pasukan apa adanya yang diasuh STy, tetaplah tim yang sejatinya belum siap untuk menjadi juara. 

Piala AFF tetap harga diri, kasihan STy

Atas kondisi yang menimpa STy saat ditugaskan mengemban amanah mengampu Timnas Indonesia U-23, jujur saya kasihan. STy harus menanggung kegagalan lagi, di saat stok pemain muda melimpah. Tetapi, STy tidak berdaya para pemain utama ke dalam gerbongnya.

Meski begitu, STy tetaplah pelatih yang berhasil. Sebab dengan kondisi yang ada, tetap mampu membawa Garuda Muda ke partai puncak. Kalah pun via adu pinalti.

Untuk orang-orang yang sok profesional dan sok tahu aturan, tapi tidak punya militansi dan rasa memiliki, hingga membuat STy menderita, camkan hal berikut ini!

Sampai detik ini, Timnas Indonesia di semua kelompok umur, selalu ada di bawah bayang-bayang nama besar Timnas Thailand, Vietnam, dan Malaysia.

Bahkan, ada slogan yang sudah mendarah daging bagi publik sepak bola nasional, Timnas kalah dari Thailand atau Vietnam, tidak apa atau biasa saja. Tetapi bila kalah dari Timnas Malaysia, itu sangat memalukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun