Kepercayaan ibarat nyawa. Bila nyawa hilang, kepercayaan pun melayang.
(Supartono JW.31072023)
Bila ada orang yang sampai memberikan hal yang sangat berharga bagi dirinya, lalu percaya memberikan yang berharga kepada orang yang disayang, dicintai, entah bentuk apa pun, maka orang yang disayang atau dicintai, wajib menjaga dan merawat kepercayaan itu.
(Supartono JW.31012023)
Bersyukurlah bila diri saya, diri kita, masih mendapat kepercayaan dari orang yang saya, kita sayang. Dari lingkungan keluarga, saudara, teman, sahabat, lingkungan masyarakat. Lingkungan perkumpulan/kekeluargaan di kegiatan sosial, olah raga dll. Lingkungan sekolah/kuliah. Lingkungan kerja, dan lainnya.
Sebab, kepercayaan ibarat nyawa. Bila nyawa hilang, kepercayaan pun melayang.
Dunia politik
Dalam dunia politik, kini di berbagai tempat, situasi, dan media massa, para aktor politik dengan kendaraan partainya sedang merintis kembali, agar mereka dapat dipercaya oleh rakyat di tahun 2024. Memperoleh amanah duduk dikursi kekuasaan.
Sayangnya, terkait urusan politik ini, banyak rakyat yang sudah hilang kepercayaan kepada beberpa partai politik, karena setelah diberikan amanah, kepercayaan, oleh rakyat, tetapi tidak amanah, tidak dapat dipercaya.Â
Bahkan, panggung politik yang mereka perjuangkan untuk kepentingan dirinya, partainya, dinastinya, oligarkinya, dan tuannya, dengan menjual atas nama rakyat, faktanya janji-janji banyak yang tidak ditepati. Jauh panggang dari api. Tidak amanah. Malah banyak yang merusak kepercayaan rakyat dengan tindakan korupsi dan perbuatan tidak tahu diri, tidak berbudi. Tidak rendah hati.
Namun, atas kondisi rakyat yang memang seperti sengaja diciptakan tetap menderita dan penuh dengan ketidakadilan, serta pendidikan yang tertinggal, maka situasi rakyat yang masih belum terdidik dan miskin (pikiran dan hati), maka rakyat tidak dapat berbuat apa-apa, saat partai politik dan para aktornya main uang dan barang demi memikat pikiran dan hati rakyat jelata.Â
Bagi rakyat jelata, jangankan uang ratusan ribu, jutaan, miliaran, sampai triliun. Uang puluhan ribu atau ribuan saja sangat berarti demi sesuap nasi.
Jadi, saat partai politik dan para aktornya yang kini duduk di pemerintahan dan parlemen (pusat sampai daerah), memainkan sandiwara dengan ujung tombak main uang recehan dan bantuan sembako, maka siapa pun yang melakukan, karena rakyat butuh dan sangat membutuhkan. Pasti diambil dan diterima.
Buntutnya, rakyat pun disentil untuk menjadi orang yang pandai membalas budi. Lalu, mencoblos gambar aktor yang sudah berbagi recehan dan sembako, yang bisa jadi anggarannya dari hasil utang atau dimodali atau korupsi. Tidak peduli. Terpenting, saat Pilkada atau pun Pemilu, rakyat membalas dengan mencoblos gambarnya.
Sudah berapa lama kira-kira, praktik ini terjadi di +62? Sandiwara hanya dengan uang recehan dan paket sembako yang tidak seberapa, tapi rakyat dijebak dengan rasa balas budi?Â
Tahun 2024, partai.politik yang sudah kehilangan kepercayaan rakyat, tetap tidak akan sulit, untuk mengambil hati rakyat jelata kembali. Sebab, dengan skenario.yang sama, rakyat jelata pun akan kembali dijebak dan terjebak pada perasaan balas budi. Perasaan tidak enak. Bahkan, sosok yang dianggap telah membantunya adalah pahlawan.
Kehidupan nyata
Berbeda dengan dunia politik yang penuh dengan sandiwara dan intrik, yang dipahami masyarakat sebagai dunia yang penuh dengan kebohongan, membohongi, Â kepentingan, sampai kolusi, korupsi, dan nepotiseme, di dunia nyata, kepercayaan ibarat nyawa. Bila nyawa hilang, kepercayaan pun melayang.
Bersyukurlah bila diri saya, diri kita, masih mendapat kepercayaan dari orang yang saya, kita sayang. Dari lingkungan keluarga, saudara, teman, sahabat, lingkungan masyarakat. Lingkungan perkumpulan/kekeluargaan di kegiatan sosial, olah raga dll. Lingkungan sekolah/kuliah. Lingkungan kerja, dan lainnya.
Sebab, saya, kita, dapat amanah menjaga dan merawat kepsrcayaan yang sudah diberikan dalam berbagai hal. Tanpa berbekal kepercayaan, orang yang kaya pikiran dan kaya hati, tentu tidak akan mengambil keputusan dan bertindak untuk percaya kepada orang lain, pihak lain.
Karenanya, saat seseorang sudah percaya dan memberikan kepercayaan kepada seseorang atau siapa pun, tentu akan yakin dalam mengambil keputusan dan tindakan, untuk memberikan atau menyerahkan sesuatu kepada orang yang sudah dipercaya.
Semisal, memberikan tugas atau jabatan. Memberikan pekerjaan, memberikan bantuan, memberikan beasiswa, mempromosikan, memberi pinjaman, Â sampai menyerahkan sesuatu yang bahkan sangat berharga, dititipkan kepada orang yang dipercaya untuk menjaga dan merawatnya.
Bila ada orang yang sampai memberikan hal yang sangat berharga bagi dirinya, lalu percaya memberikan yang berharga kepada orang yang disayang, dicintai, entah bentuk apa pun, maka orang yang disayang atau dicintai, wajib menjaga dan merawat kepercayaan itu.
Terkadang ada candaan, Â saya, kita, boleh kehilangan segalanya, namun jangan kehilangan kepercayaan. Karena, kepercayaan itu tidak hanya mahal, tetapi juga tidak ada yang menjual.Â
Orang yang sangat pandai setinggi langit, sangat kompeten, memiliki segalanya, ganteng, cantik, dll, namun jika tanpa bekal kepercayaan, mustahil berbuat dan mendapat apa yang dicitakan.
Ingat, apa yang saya, kita peroleh: pendapatan, Â penghasilan, sesuatu yang berharga dll, sesungguhnya akibat dari berbagai aktivitas yang bersinggungan dengan orang lain. Menjadi pimpinan, karyawan sampai kekasih dll, misalnya, itu sudah past7 karena dipercaya oleh orang yang memberikan kepercayaan.Â
Menurut saya, mustahil ditemukan aktivitas di dunia ini yang tidak mensyaratkan adanya kepercayaan. Kepercayaan mutlak dibutuhkan dalam setiap hubungan dan pergaulan keseharian kita.
Kepercayaan mendasari orang untuk mau atau tidak mau melakukan sesuatu atas permintaan saya, kita. Kepercayaan menjadi dasar dari keyakinan seseorang untuk berani mengambil keputusan dan kemudian berani melakukan tindakan.
Sebaliknya, tanpa kepercayaan, siapa saja pasti ragu dalam mengambil keputusan, dan apalagi melakukan tindakan.
Jujur pondasi kepercayaan
Wajib dipahami bahwa kepercayaan pasti lahir dari kejujuran. Karena itu, kejujuran diyakini sebagai harta paling berharga dalam pergaulan hidup ini. Faktor utama seseorang berhasil, sukses, modalnya, pondasinya adalah jujur.
Dalam Agama Islam, sukses dakwah Rasulullah SAW adalah karena beliau sangat jujur dan dapat dipercaya. Sehingga ada julukan/gelar Al-Amin. Gelar Al-Amin menjadi modal penting Rasulullah menjalankan misi kenabian dan usaha perdagangan.
Tidak pernah sekalipun Rasulullah berbohong. Dapat dipahami, dalam sebuah hadis dikatakan bahwa akhlak paling Rasulullah benci ialah berbohong. "Sungguh orang yang paling kubenci dan yang paling jauh dariku di hari kiamat", kata Rasulullah seperti dicatat Imam Tirmidzi, "adalah orang-orang yang banyak omong kosong, bermulut besar, lagi sok tahu."
Bicara kepercayaan dan kejujuran, banyak fakta telah membuktikan, sukses besar seseorang dalam menjalankan aktivitas, kegiatan, perbuatan, bisnis, dll, tidak akan pernah terlepas dari kepercayaan orang lain kepadanya.Â
Bukan uang dan harta benda untuk membuat saya, kita menjadi orang yang sukses dalam kehidupan, tetapi modalnya, pondasinya.adalah kepercayaan dan kejujuran.
Masih mau memilih pemimpin yang pembohong? Masih mau berteman, bersahabat, berbisnis, bekerja, menjalin hubungan sayang dll, dengan orang yang tidak jujur?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H