Bila ada orang yang sampai memberikan hal yang sangat berharga bagi dirinya, lalu percaya memberikan yang berharga kepada orang yang disayang, dicintai, entah bentuk apa pun, maka orang yang disayang atau dicintai, wajib menjaga dan merawat kepercayaan itu.
Terkadang ada candaan, Â saya, kita, boleh kehilangan segalanya, namun jangan kehilangan kepercayaan. Karena, kepercayaan itu tidak hanya mahal, tetapi juga tidak ada yang menjual.Â
Orang yang sangat pandai setinggi langit, sangat kompeten, memiliki segalanya, ganteng, cantik, dll, namun jika tanpa bekal kepercayaan, mustahil berbuat dan mendapat apa yang dicitakan.
Ingat, apa yang saya, kita peroleh: pendapatan, Â penghasilan, sesuatu yang berharga dll, sesungguhnya akibat dari berbagai aktivitas yang bersinggungan dengan orang lain. Menjadi pimpinan, karyawan sampai kekasih dll, misalnya, itu sudah past7 karena dipercaya oleh orang yang memberikan kepercayaan.Â
Menurut saya, mustahil ditemukan aktivitas di dunia ini yang tidak mensyaratkan adanya kepercayaan. Kepercayaan mutlak dibutuhkan dalam setiap hubungan dan pergaulan keseharian kita.
Kepercayaan mendasari orang untuk mau atau tidak mau melakukan sesuatu atas permintaan saya, kita. Kepercayaan menjadi dasar dari keyakinan seseorang untuk berani mengambil keputusan dan kemudian berani melakukan tindakan.
Sebaliknya, tanpa kepercayaan, siapa saja pasti ragu dalam mengambil keputusan, dan apalagi melakukan tindakan.
Jujur pondasi kepercayaan
Wajib dipahami bahwa kepercayaan pasti lahir dari kejujuran. Karena itu, kejujuran diyakini sebagai harta paling berharga dalam pergaulan hidup ini. Faktor utama seseorang berhasil, sukses, modalnya, pondasinya adalah jujur.
Dalam Agama Islam, sukses dakwah Rasulullah SAW adalah karena beliau sangat jujur dan dapat dipercaya. Sehingga ada julukan/gelar Al-Amin. Gelar Al-Amin menjadi modal penting Rasulullah menjalankan misi kenabian dan usaha perdagangan.
Tidak pernah sekalipun Rasulullah berbohong. Dapat dipahami, dalam sebuah hadis dikatakan bahwa akhlak paling Rasulullah benci ialah berbohong. "Sungguh orang yang paling kubenci dan yang paling jauh dariku di hari kiamat", kata Rasulullah seperti dicatat Imam Tirmidzi, "adalah orang-orang yang banyak omong kosong, bermulut besar, lagi sok tahu."