Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Rp 74 Miliar Datangkan Argentina, Semoga Ada untuk Akar Rumput, Meski Rp 1 Rupiah

26 Mei 2023   08:42 Diperbarui: 26 Mei 2023   11:41 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW


Sepanjang sejarah 93 tahun PSSI. Baru di kepemimpinan Ketua Umum ke-12 Agum Gumelar (1999-2003), di bawah Direktur Pembina Usia Muda, Ronny Pattinasarany, nama Sekolah Sepak Bola (SSB) resmi digaungkan oleh PSSI. Ada turnamennya. SSB yang terpilih, masing-masing mendapat bantuan 2 pelatih atletik (lari) dari PB PASI. Meski tidak membantu subsidi biaya operasional SSB, dalam event, SSB diberikan subsidi biaya transportasi. Pembina dan pelatih pendamping diberikan uang transpor.

Setelahnya, bagi sebagian besar Sekolah Sepak Bola (SSB) di Indonesia, tanpa ada dukungan anggaran dari PSSI dan stakeholder terkait, tanpa ada sponsor dan donatur, iuran SPP orangtua yang tidak lancar bahkan tidak membayar. Latihan siswa yang banyak izin sebab waktunya sekarang diambil oleh MERDEKA BELAJAR. Kedudukan, fungsi, hingga kompetisi SSB tidak pernah ada regulasi dari PSSI. Tetapi sebagian besar SSB di Indonesia yang tahan banting,  tetap beroperasi demi tetap menjadi pondasi lahirnya talenta sepak bola handal Indonesia, untuk Timnas. Dengan SPONSOR UTAMA orangtua dan PEMILIK SSB. Tanpa pernah ada subsidi SERUPIAH pun dari yang seharusnya MENANGGUNGJAWABI. Tapi maunya hanya MEMETIK. Malah, demi "sesuatu" PULUHAN MILIAR, digelontorkan untuk menghadirkan ARGENTINA, sebab sekarang, "BILANGNYA" tidak MISKIN.

PSSI sudah berusia 93 tahun, SERUPIAH pun belum pernah ada bantuan/subsidi biaya operasional untuk SSB yang digaungkan menjelang 25 tahun sejak Kids Soccer Tournament. Turnamen SSB resmi yang digelar PSSI, pertama dan terakhir, Juli 1999. Siapa yang bangga dengan Emas SEA Games 2023?

Drs. Supartono, M.Pd. (Supartono JW)
Pengamat pendidikan nasional dan sosial
Pengamat sepak bola nasional
(26052023)

Sebagai rakyat jelata pecinta sepak bola Indonesia, dengan meneladani tokoh masyarakat di kampung saya, di sebuah Kabupaten, Jawa Tengah, (1978-1987), yang juga tidak kaya harta, namun kaya pikiran dan kaya hati, dengan ringan tangan membantu anak-anak, remaja, hingga orang dewasa dapat bermain bola dengan fasilitas, sarana, pikiran, waktu, tenaga, dan uangnya, yang disediakannya tanpa pamrih untuk masyarakat.

Maka, berbekal pengalaman menjadi pemain sepak bola kampung dan Kabupaten saya, serta bekal pengalaman menjadi pengurus Karang Taruna di kampung. Bekal pengalaman menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) hingga pengurus Senat di Kampus saya, saya pun ikutan membuat klub sepak bola remaja di sebuah kampung di Jakarta Timur sejak 1989 hingga 1998.

Spirit dan teladannya adalah tokoh masyarakat di kampung saya itu, yang bukan anggota partai politik, tidak pernah Nyaleg, tidak terpikir kursi jabatan dan kekuasaan, tidak ada dinasti, tidak mengenal oligarki, pun tidak ada cukong, tapi hidupnya dicurahkan untuk kemaslahatan masyarakat melalui olah raga sepak bola tanpa pamrih, tanpa pernah mengeluh, walau pun stakeholder terkait di kampung tidak ikut membantu.

Meneladani beliau, saat itu, setelah saya menjadi mahasiswa dan Ketua Karang Taruna di sebuah RW di Jakarta Timur, menjadikan saya mudah membentuk dan melahirkan kegiatan kesenian dan olah raga remaja di lingkungan tersebut sesuai program dan terencana. Bahkan, terbuka dan mengakomodir para remaja dari lingkungan lain, kampung lain.

Sebab, cita-cita saya, setelah diterima sebagai mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri di Jakarta melalui jalur Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru (SIPENMARU) 1987, dalam hal sepak bola, saya berharap dapat dekat dengan dua tokoh nasional yang menjadi idola saya.

Dalam sepak bola, saya mau dekat dan mendapatkan ilmu dari Ronny Pattinasarany. Dalam kesenian, saya mau dekat dan menjadi anggota Keluarga Besar Teater Koma, menjadi murid suhu Nano Riantiarno. "Red" (dua cita-cita saya itu terwujud).

Kembali ke Klub Kampung, singkat cerita, Klub kampung itu dapat hidup seadanya kurang lebih 10 tahun. Tanpa dukungan donatur mau pun sponsor, meski setiap latihan, uji tanding, dan saat ikut kompetisi memerlukan biaya lapangan, biaya sarana dan prasarana. Bagi saya, terpenting, anak-anak kampung dapat bermain bola secara teratur sesuai jadwal. Terhindar dari pergaulan bebas, narkoba, miras, hingga tawuran; sebab kampung yang saya maksud, letaknya di sekitar Stasiun Jatinegara Jakarta Timur.

Sedih, klub kampung itu harus saya tinggalkan, padahal saya sudah berencana akan mendaftarkan klub itu sebagai anggota Klub di Pengcab Persija Timur. (sekarang Askot PSSI Jakarta Timur)  Pasalnya, saya harus pindah tempat tinggal ke Depok (saat itu masih bagian dari Kecamatan dari Kabupaten Bogor).

Sebelum pindah ke Depok, setelah melakukan survei dan analisis kekuatan dan kelemahan sosial masyarakat dan kondisi lingkungan, hasilnya, wilayah yang akan saya tinggali, bukan wilayah yang sepak bolanya berkembang. Tidak seperti wilayah Sawangan sebagai penghasil pesepak bola Depok, yang saat itu identik dengan keberadaan Klub Pelita Jaya, karena home base-nya di Sawangan.

Saya tidak peduli dengan wilayah yang saya tinggali, tidak menguntungkan dalam hal perkembangan sepak bola, namun, sebab saya sudah dekat dengan Ronny Pattinasarany yang saat itu sudah mendirikan SSB di wilayah barat Depok, Ronny pun menyemangati saya agar saya membuat SSB di wilayah timur Depok.

Berbekal pengalaman dan menjadi praktisi sepak bola kelas kampung dan kabupaten, serta ilmu pedagogi, kepemimpinan, dan keorganisasian dari pendidikan di Kampus, plus dukungan penuh dari Ronny itulah, yang membuat saya mantap mendirikan SSB Sukmajaya dengan markas latihan di Stadion Kostrad Cilodong.

Saat PSSI di bawah Direktur Usai Muda, Ronny Pattinasarany, saya pun melengkapi diri dengan mengikuti kursus lisensi pelatih remaja pertama di Indonesia, yang digelar oleh PSSI, November 2000. Dalam kursus, seangkatan dengan Elly Idris, mantan pemain Timnas Indonesia dan saya menjadi ketua kelas.

Sekadar mengingatkan

Sekadar mengingatkan, dari kepemimpinan PSSI ke-1, Soeratin Sosrosoegondo (1930 - 1940), berdasarkan penjelasan Ronny Pattinasarany dalam diskusi pelatih menjelang Matahari Kids Soccer Tournamen di GMSB Kuningan Jakarta (3/7/1999) yang saya catat, nama SSB baru digaungkan di Indonesia oleh PSSI di bawah kepemimpinan Ketua umum PSSI ke-12, Agum Gumelar (1999-2003) dan Direktur Usai Mudanya Ronny Pattinasarany.

Demi menggaungkan nama SSB di Indonesia, meski saat itu boleh disebut sangat terlambat dalam memperhatikan keberadaan sepak bola akar rumput apa yang dilakukan Ronny di bawah kepemimpinan Agum Gumelar, tetap menjadi catatan sejarah bagi persepak bolaan nasional, khususnya menyoal perhatian PSSI kepada sepak bola akar rumput yang didukung oleh PT Matahari Dept Store Tbk, sebagai sponsor utama, media partnernya Tabloid GO.

Pesertanya 16 tim SSB terpilih: AS IOP, Bina Taruna, Mutiara Cempaka, Sukmajaya, Gala Puri, Bekasi Putra, Pelita Jaya, Jayakarta, BIFA, Pamulang, Harapan Utama, Bintaro Jaya, Bareti, Camp 82, Depok Jaya dan Kemang Pratama. 

Masih dari dukungan Ronny, saya pun cukup punya energi melahirkan Asosiasi Sekolah Sepak Bola Depok (ASSBD) yang menurut Ronny, sebagai Asosiasi SSB pertama di Indonesia. Proposal ASSBD lahir di ruang kerja Direktur Usia Muda PSSI, ruang kerja Ronny, di Sekretariat PSSI yang saat itu masih di bawah Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), sebagai tempat diskusi, sampai ASSBD resmi berdiri pada 15 Juli 2021 dalam event HUT SSB Sukmajaya, yaitu Kompetisi SSB perdana di Kota Depok.

Di bawah kepemimpinan Ronny sebagai Direktur Pembina Usia Muda PSSI, lahir event futsal pertama yang sponsornya McDonal's pada 2001, media partnernya selain berbagai media olah raga nasional, event juga disiarkan secara live oleh RCTI, dalam rangka menyambut kehadiran olah raga futsal masuk pertama kali di Indonesia. Lagi-lagi 4 SSB yang dipilih adalah ASIOP (Jakarta), Sukmajaya (Depok), Tunas Patriot (Bekasi), dan wakil dari SSB (Tangerang).

Tidak berhenti di situ. Demi program SSB terus berkesinambungan, Ronny pun menjalin kerjasama dengan PB PASI. Setiap SSB peserta Kid's Soccer Tournament mendapatkan sumbangan masing-masing 2 pelatih atletik. 2 pelatih atletik yang dikirim PB PASI, hadir melatih atletik, khususnya teori dan praktik lari yang benar sesuai jadwal latihan reguler.

Luar biasanya, SSB Sukmajaya bahkan sampai kebagian pelatih atletik yang tinggalnya di Cianjur, panggilannya Bapak Ikin, menempuh jarak Cianjur-Depok, Depok-Cianjur, saat harus melatih atletik siswa SSB Sukmajaya. Bapak Ikin yang luar biasa ini adalah atlet Atletik nasional, yang juga pelatih Lalu Muhammad Zohri.

Program kerjasama PSSI-PB PASI ini pun dalam setiap periode ditutup dengan turnamen sepak bola dan atletik di Stadion Madya Senanyan, Jakarta.

Mau 25 tahun, belum ada perubahan

Sungguh, siapa yang tidak bangga, Timnas Indonesia U-22 di bawah asuhan Indra Sjafri mampu menjadi juara SEA Games Kamboja 2023, sebab tahu latar belakang dari mana ke-20 pemain yang direkrut Indra, awalnya ditempa di wadah sepak bola akar rumput, SSB mana. 

Apakah 20 pemain itu, tiba-tiba bak dewa yang turun dari langit? Tidak ada tangan-tangan yang ibaratnya sampai berdarah-darah mendidik dan membina mereka dari pondasi di SSB? Lalu, langsung hebat saat direkrut Klub dan sampai terpilih ke Timnas?

Sebelum, emas SEA Games di raih, setelah 32 tahun puasa gelar, ratusan artikel menyoal sepak bola akar rumput sudah saya tulis, sejak saya menjadi kolumnis sepak bola di Tabloid GO (1999), Harian Warta Kota,  hingga berlanjut menjadi kolumnis sepak bola di Harian TopSkor. Bahkan, sampai sekarang, saya masih terus menulis meski Tabloid GO dan Harian TopSkor tutup. Harian Warta Kota menutup kolom opini.

Saya pun sudah menulis 2 Surat Terbuka untuk Erick Thohir dan ditayangkan di 2 media online menyoal sepak bola akar rumput dan SSB. Apakah ada tanggapan dari Bapak Erick? 

Sekurangnya Rp 74 miliar buat Argentina

Yah, belum pernah ada tanggapan, tetapi ada hal keren yang saya lihat dan ikuti. Apa itu. Saat Ketua umum PSSI, Erick Thohir dan wakil ketua PSSI, Zainudin Amali memberikan keterangan kepada wartawan dalam konferensi pers menjelang laga FIFA Matchday antara Timnas Indonesia melawan Argentina di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Rabu (24/05/2023).

Luar biasa. PSSI benar-benar mendatangkan Timnas Argentina, Juara Piala Dunia Qatar 2022, yang menurut media Amerika Serikat, New York Times, sempat mengulas bahwa dana untuk mendatangkan Argentina setelah menjadi juara Piala Dunia 2022 Qatar mencapai 5 juta USD atau setara dengan Rp 74 miliar.

Apa yang disampaikan Erick dalam siaran untuk pers itu?

"Tentu kita jangan hiruk-pikuk mengenai berapa dibayar, berapa soal ini. Kok tidak percaya dengan PSSI. Seakan PSSI ini miskin?" ucap Erick Thohir 

"Tidak percaya lagi? Ini sudah pakai dasi. Jelek-jelek begini dulu pemilik Inter Milan. Setiap tahun PSSI akan ada audit. Kami buka kepada publik," tutur Erick Thohir.
"Biarkan PSSI susun keuangan dengan baik. Jangan PSSI begini mulu hidupnya. Tapi kalau ada orang yang mau menyumbang, alhamdulillah," jelas Erick Thohir.

"Ini kan bukan kaleng-kaleng nih. Ini sengaja saya datang pakai jas. Jadi, intinya jangan bicara uang. Kalian mesti yakin kami sedang bangun PSSI yang transparan dan bukan cuma komersial, tapi pembangunan mental. Harganya tidak bisa dihitung dengan uang."
"Kalau soal anggaran, apakah PSSI miskin? Kita harus biasakan PSSI profesional soal anggaran. Kalau soal anggaran, kenapa sih dipikir PSSI miskin. Kita harus biasakan. PSSI juga berprofesional dalam mengelola anggaran," tambah Erick Thohir.

Luar biasa Pak Erick. Semoga lancar dan sukses mendatangkan Timnas Argentina yang mungkin biayanya tidak akan kurang dari Rp 74 miliar.

Terus kira-kira, bila uang Rp 74 miliar dijadikan subsidi untuk membangun sepak bola akar rumput Indonesia yang benar, ada fungsi, kedudukan, dan regulasi tentang SSB. Ada kompetisi resmi SSB. SSB yang resmi dibantu disubsidi biaya operasionalnya. 

Bagaimana sepak bola akar rumput Indonesia? Ibarat bangunan rumah, rumah itu akan kuat dan kokoh pondasinya, sehingga akan dibuat model atau artistik sebagus dan semewah apa pun, tentu pondasi akan sanggup menahan aksesoris bangunan. Bukan sekadar bangunan yang indah demi pencitraan (hargadiri, politik, dll).

Harus diakui, sekarang Mas Erick pun sedang menata agar PSSI dan sepak bola nasional indah, citranya bagus, gengsinya naik, ranking FIFA-nya naik. Dan, demi itu, yang langsung disentuh bagian atasnya (Liga 1, Timnas). Padahal Liga 1 dan Timnas, keduanya butuh SDM handal, pemain sepak bola yang cerdas TIPS. 

Ini apa? Apa Mas Erick sekadar mengejar 2024? Apa lupa siapa pondasi Timnas? Bila tidak lupa, tetapi sejak duduk menjabat, tidak ada gerakan terhadap sepak bola akar rumput? Mungkin sibuk sekali, ya? Bila akar rumput suatau saat di sentuh dengan benar dan cerdas, alhamdulillah.

Sehingga, di situ PSSI menanam. Dan, saat memetik seperti saat anak-anak Indonesia yang ditempa di SSB di petik gratisan oleh Klub hingga Timnas, para pengurus PSSI, tidak sungkan untuk ikut naik podium menerima medali dan ikut berfoto ria.

Ada minimal Rp 74 miliar untuk datangkan Argentina yang hanya untuk durasi 2 x 45 menit. Semoga ada dana untuk sepak bola akar rumput, pondasi Timnas yang tidak dapat dibantah, tapi tidak pernah diurus serius, meski hanya Rp 1 rupiah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun