Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional dan sosial. Konsultan pendidikan independen. Prakitisi dan Narasumber pendidikan. Praktisi Teater. Pengamat sepak bola nasional. Menulis di berbagai media cetak sejak 1989-2019. Ribuan artikel sudah ditulis. Sejak 2019 rehat menulis di media cetak. Sekadar menjaga kesehatan pikiran dan hati, 2019 lanjut nulis di Kompasiana. Langsung meraih Kompasianer Terpopuler, Artikel Headline Terpopuler, dan Artikel Terpopuler Rubrik Teknologi di Akun Pertama. Ini, Akun ke-Empat.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Versus Vietnam: Optimis Menang, Sadar Diri Tetap Legawa/Ikhlas Bila Kalah

13 Mei 2023   08:37 Diperbarui: 13 Mei 2023   08:39 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Timnas Indonesia U-22 akan meladeni Vietnam pada laga semifinal SEA Games 2023 di Olympic Stadium, Phnom Penh, Sabtu (13/5/2023) pukul 16.00 WIB.

Head to head unggul Vietnam

Kendati Timnas Indonesia U-22 yang sekarang diasuh Indra Sjafri, dipandang memiliki perbedaan signifikan dengan Timnas Indonesia U-22 sebelumnya. Lalu, membuktikan diri mampu menyapu bersih empat laga di fase Grup dengan kemenangan 100 persen, hanya kebobolan 1 gol.

20 pemain sudah dicoba turun, Indra pun sudah menemukan komposisi pemain terbaik yang akan dipercaya turun meladeni Vietnam.

Namun, empat kemenangan diraih atas lawan-lawan yang dianggap bukan level Garuda U-22. Baru, di laga semi final, Pasukan Garuda akan bertemu LAWAN SEBENARNYA=VIETNAM.

Lebih dari itu, bicara Vietnam, khusus dalam gelaran SEA Games, secara head to head, Indonesia juga hanya mampu 5 kali menang dan 2 kali imbang. Sementara Vietnam meraih 7 kemenangan atas Indonesia, dari total 14 kali bentrok.

Berikut catatan head to headnya:
1. SEA Games 1991: Indonesia 1-0 Vietnam
2. SEA Games 1993: Indonesia 1-0 Vietnam
3. SEA Games 1995: Indonesia 0-1 Vietnam
4. SEA Games 1997: Indonesia 2-2 Vietnam
5. SEA Games 1999: Indonesia 0-1 Vietnam
6. SEA Games 2001: Indonesia 1-0 Vietnam
7. SEA Games 2003: Indonesia 0-1 Vietnam
8. SEA Games 2005: Indonesia 1-0 Vietnam
9. SEA Games 2011: Indonesia 2-0 Vietnam
10. SEA Games 2015: Indonesia 0-5 Vietnam
11. SEA Games 2017: Indonesia 0-0 Vietnam
12. SEA Games 2019: Indonesia 1-2 Vietnam
13. SEA Games 2019: Indonesia 0-3 Vietnam
14. SEA Games 2021: Indonesia 0-3 Vietnam

Dari catatan tersebut, dalam 3 bentrok terakhir, Indonesia justru selalu dipecundangi Vietnam yang mencari kemenangan bukan hanya dengan cara keunggulan teknik dan speed, tetapi Vietnam selalu memanfaatkan keunggulan intelegensi dan persoality, yang wujudnya dalam bentuk provokasi, memancing emosi, dan bermain kasar. Tujuannya membuyarkan konsentrasi plus memciderai pemain Indonesia.

Nonteknis, Vietnam unggul juga

Untuk itu, menghadapi Vietnam dalam bentrok ke-15, bicara teknik dan speed, pasukan Garuda U-22, saya sebut tidak kalah. Tetapi, persoalan nonteknis, yaitu intelegensi dan personality, adalah PR utama yang belum pernah berhasil tuntas di garap di Timnas Indonesia. Sebab, dari akar pendidikan, pelatihan, dan pembinaannya, sebagai pondasi, memang tidak digarap secara ilmiah dan serius.

Oleh karena itu, meski target Garuda Muda U-22 adalah meraih emas, dengan fakta dan kondisi yang ada dalam gerbong Timnas Indonesia U-22 dan Vietnam, sebelum laga dimulai, bagi publik sepak bola nasional wajib menyiapkan diri dalam dua hal, yaitu Sikap Optimis, Menang dan Sikap Sadar Diri, Legawa, Ikhlas. Bila Kalah.

Sikap optimis wajib dibangun di setiap pikiran dan hati pecinta atau publik sepak bola nasional. Optimis bahwa pasukan Garuda U-22 yang sekarang, dengan catatan statistik dan catatan kompetensi TIPS-nya akan mampu memenangkan laga versus Vietnam.

Menang teknik dan speed. Pun tidak kalah dalam intelegensi dan personality, sehingga, tidak mudah dipancing emosi, tidak mudah terprovokasi, tidak meladeni permainan kasar, tidak mencari gara-gara bila wasit memihak Vietnam, tidak bermain individualis, tidak egois, tidak melakukan kesalahan elementer, dan tidak melakukan pelanggaran tidak penting.

Tetapi, bila pada faktanya, di dalam laga, Pasukan Garuda, pada akhirnya gagal menang setelah melakukan segala upaya dengan cerdas TIPS, tetapi Vietnam ternyata tetap lebih unggul karena faktor nonteknis dan teknis: intelegensi, personality, teknik, dan speed mereka lebih siap dan lebih berkualitas, maka kita wajib SADAR DIRI.

Surat Terbuka saya, belum direspon Erick

Sadar bahwa Vietnam faktanya masih lebih baik dari Indonesia, kita masih tertinggal. Sadar bahwa sepak bola kita masih perlu perbaikan. Apalagi, selama ini sektor pondasi, sektor akar rumput, tidak pernah diurus dengan benar.

Saya sudah menulis Surat Terbuka 2 kali untuk Ketua Umum, Erick Thohir, khusus menyoal sepak bola akar rumput. Tapi sampai saat ini, belum ada respon.

Apa saya kecewa? Saya selalu sadar diri. Dan akan selalu setia di jalan yang saya pilih di sepak bola akar rumput. Yang tidak harus tergantung PSSI dari zaman dulu sampai sekarang, PSSInya pak Erick Thohir.

Mari bersikap optimis, semoga Pasukan Indra Sjafri, dapat menekuk Vietnam dengan individu dan permainan kolektif tim yang cerdas TIPS. Sehingga, tidak mudah dipancing emosi, tidak mudah terprovokasi, tidak meladeni permainan kasar, tidak mencari gara-gara bila wasit memihak Vietnam, tidak bermain individualis, tidak egois, tidak melakukan kesalahan elementer, dan tidak melakukan pelanggaran tidak penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun