Maksudnya, salah satunya, beramallah di waktu sehat, sebelum datang waktu yang menghalangi untuk beramal seperti di waktu sakit.
[3] Masa kayamu sebelum datang masa miskin/kefakiranmu.
Dapat diartikan sebagai, manfaatklah kesempatan (waktu luangmu) di dunia ini sebelum datang waktu sibukmu di akhirat nanti. Dan awal kehidupan akhirat adalah di alam kubur.
[4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu.
Dapat dipahami, bersedekahlah dengan kelebihan hartamu sebelum datang bencana yang dapat merusak harta tersebut, sehingga akhirnya engkau menjadi fakir di dunia maupun akhirat.
[5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.
Dapat dimaknai, lakukanlah sesuatu yang manfaat untuk kehidupan sesudah matimu, karena siapa pun yang mati, maka akan terputus amalannya.
Momen Idul Fitri
Menyoal manusia yang ingat ini, bagi saya, kita, momentum Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, tentu dapat menjadi tolok ukur. Siapa orang-orang yang sampai detik ini masih saya, kita, ingat atas segala jasanya, pengaruhnya, bantuannya, kebaikannya, pertolongannya, kekeluargaannya, pertemanannya, persahabatannya, dan lainnya.
Sebagai bukti saya, kita, mengingat "mereka", satu di antaranya, saya, kita, menyampaikan ucapan mohon maaf lahir batin, plus mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri kepada yang kita ingat, meski sekadar melalui media sosial (medsos) atau bahkan saya, kita, datang ke tempat/rumah/lokasi mereka tinggal.
Sebaliknya, orang lain, yang masih ingat kepada saya, kita, juga akan menyampaikan hal yang sama, baik melalui media sosial mau pun pertemuan tatap muka langsung.