Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional, sosial, dan pengamat sepak bola nasional. Ini Akun ke-4. Akun ke-1 sudah Penjelajah. Tahun 2019 mendapat 3 Kategori: KOMPASIANER TERPOPULER 2019, ARTIKEL HEADLINE TERPOPULER 2019, dan ARTIKEL TERPOPULER RUBRIK TEKNOLOGI 2019

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

(15) Terima Kasih Diingatkan, Togashi: Tentang Drama dan Indonesia

6 April 2023   20:24 Diperbarui: 6 April 2023   21:27 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Karier Togashi terus menanjak. Tahun 2018, ditunjuk sebagai Pelatih kepala tim nasional U-20 Jepang. Luar biasa. Di bawah kepemimpinannya, Timnas Jepang U-20 meraih hasil yang cukup membanggakan, seperti menjadi juara keempat di Piala Dunia U-20 FIFA 2019 di Polandia.

Hal ini, dapat dijadikan teladan bagi para pelatih sepak bola di Indonesia. Sebab, berbekal pendidikan Sarjana, plus kompetensinya dalam sepak bola, Togashi dikenal sebagai Pelatih yang tekun dan disiplin dalam menangani para pemainnya, karena mempunyai visi jangka panjang dan mengutamakan pengembangan pemain muda.

Melalui program latihan dan persiapan yang ketat, Togashi juga berhasil membawa Timnas Jepang U-20, menjadi salah satu tim yang diandalkan di kawasan Asia. Lolos ke Piala Dunia U-20 2023, yang batal di helat di Indonesia.

Sekali lagi terima kasih Togashi. Saya setuju dengan pernyataan Anda untuk situasi saat ini,

"Saya pikir negara ini (Indonesia) lebih baik bermain drama saja dibandingkan sepak bola."

Sepak bola nyatanya tetap menjadi alat dan kendaraan partai politik di Indonesia. Jadi, drama-drama yang dibuat oleh pelaku (baca: partai politik dan elite partainya), sepertinya memang bukan drama yang kebetulan. Tetapi sudah diskenario dengan matang.

Luar biasa, meski di bulan penuh berkah dan ampunan, yang namanya kepentingan, ya tetap saja kepentingan. Ketika  ada kesempatan dan peluang yang menguntungkan, di situ drama dimainkan, dipanggungkan. Bentengnya, disiapkan skenario pembenaran dan pembelaan.

Semoga, saya, kita, terus dapat terhindar dan menghindari drama kehidupan yang merugikan diri dan orang lain. Hidup dengan realistis, tidak berdrama atau bersinetron ria. Menjadi manusia yang pintar dan jujur. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun