Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat pendidikan nasional, sosial, dan pengamat sepak bola nasional. Ini Akun ke-4. Akun ke-1 sudah Penjelajah. Tahun 2019 mendapat 3 Kategori: KOMPASIANER TERPOPULER 2019, ARTIKEL HEADLINE TERPOPULER 2019, dan ARTIKEL TERPOPULER RUBRIK TEKNOLOGI 2019

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

(14) Antara yang Pintar dan Jujur di +62

5 April 2023   17:30 Diperbarui: 5 April 2023   17:42 1757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentang CPNS. Pada Oktober 2018 pendaftaran dan ujian tes CPNS dilaksanakan besar-besaran di seluruh Indonesia. Jutaan putra-putri terbaik bangsa mengadu kemampuan dan peruntungan di tes tersebut demi cita-cita menjadi abdi negara. Namun hasil tes mengejutkan semua pihak.

Angka kelulusan tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) sangat kecil.bahkan di beberapa posisi penyelenggara harus menaikkan peserta yang tak lulus dengan nilai tertinggi dikarenakan di posisi tersebut tidak ada satupun peseta yang lulus.

Tes SKD sendiri terbagi menjadi 3 kategori soal yaitu Tes Wawasan Kebangsaaan (TWK),Tes Intelegensia Umum (TIU), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP). Sebagian besar yang tidak lulus adalah, karena gagal memenuhi nilai ambang batas/passing grade di tes TKP.

Uji Kompetensi Guru (UKG). Kompetensi minimal yang harus dimiliki guru untuk dapat dinyatakan lulus UKG 2018 adalah mencapai nilai 75. Kenyataan di lapangan, masih banyak guru yang telah mengikuti UKG nilainya di bawah 75. Hal ini menjadi pemicu motivasi guru secara pribadi untuk meningkatkan kompetensinya, dan sekaligus menjadi pekerjaan rumah pemerintah. dalam hal ini Kemendikbud, untuk melakukan pembinaan selanjutnya secara serius. Pembinaan yang telah diprogramkan pemerintah adalah berupa diklat-diklat sesuai dengan kebutuhan para guru.

Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Dudung Nurullah Koswara menjelaskan, Guru yang memiliki kompetensi di atas rata-rata atau lulus Uji Kompetensi Guru (UKG) dengan nilai minimal 80 tak lebih dari 30 persen. Kondisi tersebut sangat memprihatinkan mengingat peran guru dalam upaya membangun mutu sumber daya manusia sangat strategis.

Ironisnya, tidak hanya guru, 70 persen dari total kepala sekolah juga belum memiliki kompetensi standar. Rendahnya kompetensi akibat dari guru dan kepala sekolah sudah tidak tertarik dengan tantangan membangun SDM berkualitas.

Hal ini, didasarkan pada data hasil UKG 2015, nilai rata-rata guru secara nasional untuk guru TK sebesar 43,74 poin. Guru SD 40,14 poin, guru SMP 44,14 poin dan guru SMA 45,38 poin.  Ia menyatakan, sampai pada UKG 2017, nilai rata-rata belum mencapai 70 poin. Apakah 

Ada potret hasil UKG di salah satu daerah. Tercatat ada 2.656 guru non ASN yang mengajar di SMA/SMK dan SLB pada suatu daerah Indonesia yang telah mengikuti UKG pada tanggal 21 Desember 2021 lalu. Hasil UKG tersebut sudah diumumkan dan tercatat ada 883 orang guru non ASN yang dinyatakan tidak lolos, karena belum memenuhi nilai minimal 65.

"Ada 883 orang guru non ASN jenjang SMA/SMK dan SLB se-NTB yang tidak memenuhi nilai minimal 65 dan dinyatakan tidak lolos UKG," kata Ketua Panitia UKG Rizaldi Harmonika Ma'az, kepada awak media, Selasa (22/3).

Sesuai indikator-indikator tersebut, bisa dijawab bahwa Indonesia masih kekurangan orang pintar, berdasarkan pendidikannya, calon CPNSnya, UKG-nya, angkatan kerja yang mendominasi.

Dari sisi jujur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun