Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

(10) Pertanyaan untuk Diri Sendiri

1 April 2023   19:43 Diperbarui: 1 April 2023   20:33 2935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW

Makna menang dalam  KBBI adalah dapat mengalahkan (musuh, lawan, saingan), unggul.

Sementara arti kemenangan dalam ajaran agama adalah bukan kemenangan orang perorang (individu) ataupun bukan pula kemenangan suatu ras atau etnis tertentu, tetapi dalam AlQuran surat 110, kemenangan Islam adalah kemenangan kemanusiaan yaitu berduyun-duyunnya ummat manusia memperoleh hidayah Allah SWT.

Lalu, makna menang untuk diri kita sendiri, diartikan sebagai kemampuan menahan diri selama Ramadhan. Mampu menahan hawa nafsu dari segala godaan, mampu mengendalikan diri dan menghindari hal hal yang dapat membatalkan Ibadah Ramadhan. Intinya, menang di sini adalah mampu mengalahkan diri dari hal hal yang dilarang Allah SWT.

Dalam kehidupan sosial, kemenangan kita adalah saat, diri kita dengan segala sikap, perbuatan, dan langkah-langkahnya di terima dan didukung oleh keluarga, saudara, tetangga, lingkungan, hingga masyarakat.

Dengan kata lain, tentunya kita menjadi pribadi yang tidak egois, tidak individualis, menjadi pendengar yang baik. Menjadi orang yang peduli, tahu diri, mendahulukan kepentingan orang lain dengan mengukur kemampuan diri, tahu skala prioritas, punya simpati-empati, dan rendah hati.

Dekat 

Sesuai KBBI, dekat artinya pendek, tidak jauh (jarak atau antaranya), hampir, berhampiran, akrab,  rapat (tentang hubungan persahabatan, persaudaraan, dan sebagainya), menjelang.

Seperti dalam hal kemenangan, sebagai makhluk sosial, bila kita menjadi pribadi yang tidak egois, tidak individualis, menjadi pendengar yang baik. Menjadi orang yang peduli, tahu diri, mendahulukan kepentingan orang lain dengan mengukur kemampuan diri, tahu skala prioritas, punya simpati-empati, dan rendah hati, tentu kita akan dekat dengan
keluarga, saudara, tetangga, lingkungan, hingga masyarakat. Saling mendukung, mensuport, menyayangi, dan hidup penuh cinta kasih sesama manusia.

Selanjutnya, dekat dalam hubungannya dengan  Allah, menurut Syekh Islam Ibnu Taimiyyah dalam sekian banyak karyanya, orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah dapat diklasifikasi menjadi dua kelompok.

(1l Kelompok al-muqtashidun, kelompok sedang atau pertengahan, yaitu orang-orang yang mendekati Allah dengan menjalani semua kewajiban dan menjauhi semua larangan Allah SWT.

(2l Kelompok al-muqarrabun, kelompok terdepan, yang mendekati Allah bukan saja dengan melakukan seluruh kewajiban dan menjauhi semua larangan, melainkan juga melengkapi diri dengan berbagai ibadah-ibadah sunnah (al-mandubat). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun