Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sikap Fair Play dalam Kesepakatan Jersey Tanding

15 Februari 2023   19:28 Diperbarui: 15 Februari 2023   20:28 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bila cerdas intelegensi-personality-kuat iman, maka setiap individu tentu akan mampu mempraktikkan nilai-nilai fair play dalam kehidupan nyata, termasuk dalam permainan sepak bola.(Supartono JW.14022023)

Judul: Soal Jersey tanding

Untuk mendukung Liga Fair Play (LFP) IJSL U-14, yang baru pertama kali ada di Indonesia. Keberadaannya sangat strategis dalam membentuk jiwa dan karakter kesatria, jujur, wajar, dan adil bagi semua yang terlibat di dalamnya, sebagai konsultan pendidikan; pengamat-praktisi pendidikan nasional dan sosial, serta pengamat sepak bola nasional,  saya akan terus mengawal LFP ini dengan catatan-catatan bernas.

Semoga LFP akan berjalan sesuai tujuan dan menjadi bagian dari Republik ini, dalam andil membentuk manusia yang berjiwa dan berkarakter fair play. Jangan sampai, LFP hanya sebagai judul kompetisi, namun pelaksanaan dan hasilnya, jauh panggang dari api.

Dalam catatan ini, saya akan mengulas tentang kesepkatan jersey tanding. 

Harus diperhatikan oleh seluruh yang terlibat dalam kompetisi ini, bahwa LFP IJSL U-14 itu masih ranah usia muda. Ibarat sekolah formal, peserta liga ini masih usia anak-anak SMP. Belum dewasa. Belum profesional. Amatir pun belum. Masih dalam pendidikan dan pembinaan.

Jadi, segala aturan yang ada dalam LFP IJSL U-14, semua memang wajib dilaksanakan sesuai aturan. Namun, terkait pendidikan, pembinaan, dan fokus pada fair play, maka para pendidik dan pembina di LFP ini, bukanlah batu.

Apa pun untuk menuju aturan dan kedisiplijan, dapat ditempuh dengan cara-cara elegan, terdidik, dan penuh kesantunan. Dan, ingat, sponsor utama dari kegiatan LFP ini adalah orangtua, bukan pemilik klub atau pelatih. Jadi, memutuskan segala.sesuatu baik.dalam kapasitas internal mau pun ekternal, wajib berhati-hati, sebab terkait fair play, jangan sampai fair play hanya di mulut, bukan pada sikap dan perbuatan, hingga tidak menjadi teladan. Karena tidak menyadari ini sebagai sarana berlatih, belajar, mendidik. Bukan sok-sok-an, apalagi mencari menang dan menang demi ambisi prestasi. 

Dan ingat, dalam menyoal jersey, jangan mentang-mentang posisinya home, lalu tidak mau bekerjasama dan membantu tim away yang mungkin ada kesulitan.

Semua yang terlibat pahami fair play

Saya ulang lagi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menyebut sportif adalah bersifat kesatria, jujur. Sementara, arti fair play dalam Kamus Bahasa Indonesia-Inggris, artinya perlakuan wajar, permainan yang adil.

Dengan begitu, orang yang memiliki karakter kesatria dan jujur, maka tergolong sebagai orang yang berjiwa fair play. Kesatria yang dapat diartikan sebagai berani dan pemberani sementara jujur maknannya lurus hati tidak curang, maka sebagai orang yang memiliki jiwa fair play sudah pasti dalam pikiran dan hatinya akan selalu berani dalam hal lurus hati, menjauhkan diri dari berbuat curang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun