Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

(6) Ramadan Tak Biasa, Meningkatkan Iqra dan Membaca

29 April 2020   00:11 Diperbarui: 29 April 2020   00:12 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karenanya, sebagai seorang muslim, sudah seharusnya mempertebal keimanan dan kecintaan kepada Al-Qur'an dengan iqra' yang benar. Apalagi di bulan suci Ramadan sebagai bulan mulia di mana segala amal ibadah dilipatgandakan pahalanya, umat Islam harus mampu memanfaatkan momen Ramadan untuk menghiasi hari-harinya dengan iqra' Al-Quran. 

Membaca 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan maupun hanya dalam hati), mengeja atau melafalkan, mengucapkan, mengetahui, meramalkan, memperhitungkan, dan memahami. Mengapa perlu membenahi dalam hal membaca? 

Sebab, bila saya analisis secara cermat, kegagalan-kegagalan, kisah kisruh  "berbagai hal" di negeri ini, selain karena keterampilan mendengar, keterampilan membaca dari rakyat biasa hingga elite partai dan pemimpin negeri juga buruk. 

Secara akademis, buruknya keterampilan membaca masyarakat kita, bahkan sudah terjadi sejak masyarakat masih usia dini, termasuk juga buruknya penguasaan matematika dan sains, karena pondasinya juga membaca. 

Bila sejak usia dini, di mana usia tersebut sebagai pondasi dan cikal bakal keberhasilan negeri ini di masa depan tidak tertangani, maka saat usia muda hingga dewasa, masyarakat kita juga akan terus terpuruk dalam keterampilan membaca plus matematika dan sains. 

Tanpa keterampilan dan praktik membaca dengan benar, mustahil masyarakat kita akan mumpuni dalam matematika dan sians yang sangat dibutuhkan untuk bersaing dalam roda kehidupan untuk negeri sendiri, apalagi bersiang dengan negara lain di tengah zaman yang terus berkembang. 

Fakta membaca 

Masalah membaca ini, kini benar-benar menjadi keprihatinan nasional. Berdasarkan pengalaman nyata saya selama ini di dunia pendidikan, para siswa memang sangat kurang sekali motivasinya dalam hal membaca. Ada yang sangat gila membaca, namun hanya membaca hal yang disuka, tidak pada hal yang menunjang pengetahuan  dan agama serta pelajaran utama di sekolah. 

Intinya, literasi menjadi sangat lemah. Literasi adalah kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa. Apa bukti literasi lemah? 

Saya lansir dari Liputan6.com (4/12/2019) adalah penyebabnya, yaitu peringkat Indonesia merosot dalam evaluasi Programme for International Student Asessment (PISA). Sejak empat tahun terakhir, posisi Indonesia menurun di semua bidang yang diujikan: membaca, matematika, dan sains. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun