Khusus kepada anak-anak SSB di Indonesia, Supriyono Prima berpesan? "Covid 19 jadikan moment untuk kalian lebih dewasa dalam memahami situasi bahwa dalam sepak bola ada teknis dan non teknis. Tetap semangat, walau sulit untuk bisa menerimnya. Perjalanan masih panjang. Tinggal komitmen adik-adik yang kita tunggu dan kita liat bersama," pungkasnya.Â
Pembina/pelatih terus belajar, membaca, menonton
Dalam kesempatan diskusi online ini, saya dan Supriyono juga berharap, khususnya kepada para pelatih, pembina, dan Orangtua SSB manfaatkan sharing baik berupa panduan, artkel, video, di grup-grup sepak bola agar membaca, menonton sampai tuntas dari awal sampai akhir, jangan hanya membaca judulnya.Â
Berat tanggunjawab sebagai pembina/pelatih/orangtua SSB bila tidak mengikuti perkembangan zaman dengan menambah "wawasan" ilmu kepelatihan/pembinaan sepak bola akar rumput.Â
Apalagi malas untuk mencari referensi di tempat lainnya. Inilah yang masih lemah dan wajib menjadi perhatian rekan-rekan pembina dan pelatih sepak bola akar rumput. Sepak bola akar rumput harus diurus dengan "cerdas".Â
Maka, bila pembina dan pelatih tidak cerdas, jangan berani mengampu di pondasi sepak bola nasional, sehingga passing anak-anak pun benar. Sayang, grup-grup whatsapp sepak bola, masih banyak yang campur aduk.Â
Malah rata-rata dalam grup berisi pembina, pelatih, dan orangtua, pantas saja, grup berfingsi hanya sekadar informatif, tak berimbang, karena jalan pikiran dan bidang yang tidak sama. Harus disikapi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H