Tak tahu diri, lupa diriÂ
Sayangnya, yang terjadi kini, banyak sekali manusia-manusia yang lupa diri, tak tahu diri, sombong, pongah. Lupa kacang akan kulitnya. Jangankan silaturahmi dan bersilaturahmi, mengucapkan terima kasih atau berterima kasih saja tidak.Â
Apalagi harus memberikan sedikit materi atau hartanya. Padahal tanpa dukungan, bantuan, pertolongan, bimbingan, didikan, dan lain sebagainya dari orang tua, saudara, kerabat, teman, sahabat, guru, dosen, dll, orang-orang semacam ini tak akan jadi apa-apa, tak akan jadi siapa-siapa.Â
Menghalalkan segala caraÂ
Untuk membalas budi, juga tak perlu menghalalkan segala cara. Tak perlu mengorbankan orang lain, Tak perlu menciderai hati dan perasaan orang lain. Tak perlu menghalalkan segala cara, seperti yang kini sedang dipertontonkan oleh para pemimpin bangsa.Â
Sebab, balas budi itu tidak harus menunggu kita menjadi kaya harta dan materi. Tak harus menunggu kita sukses dan berhasil. Dengan mengucap terima kasih, berterima kasih, silaturahmi dan bersilaturhami yang terjalin baik, maka tidak akan ada yang merasa hutang budi, karena siapapun yang telah  mendukung, membantu, memberi pertolongan, bimbingan, didikan, dan lain sebagainya kepada kita, sejatinya tidak berharap lebih.Â
Yakin mereka itu ikhlas melakukan semuanya karena ridho Nya, demi kebaikan dan keberhasilan kita. Meski tak terucap, mereka juga selalu berharap agar kita menjadi orang-orang yang tahu diri, karena pasti, hidup tak bisa sendiri.Â
Ridho, rela. Mencari Ridho Allah artinya mencari apa yang membuat Allah rela pada kita. Maka, seorang yang memiliki prinsip hidup mencari ridho Allah adalah mereka yang menuhankan Allah sekaligus memiliki prinsip Lailahaillallah.
Terima kasih ya, Allah. Terima kasih semua "guruku".