Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tahu Diri, Hidup Tak Bisa Sendiri

2 Februari 2020   22:26 Diperbarui: 3 Februari 2020   06:33 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ku Tahu Diri (by Supartono JW 14042019) 

Tak akan terlupakan siapa saja orang. Yang telah mengantarku hingga sampai di sini. 

Meski ku tahu pasti Mereka tak pernah. Berpikir tentang balas budi. Sebab mereka orang-orang yang selalu berpikir untuk berbagi. Sebab mereka orang-orang yang tahu bahwa hidup tak bisa sendiri 

Reff. Bersyukurnya aku pernah bertemu. Dengan mereka yang telah berbagi ilmu. Bahagianya aku pernah menjadi bagaian dalam catatan hidup mereka. 

Dengan lagu itu, saya terus terbayang bagaimana sosok-sosok itu hadir dan menjadi bagian hidup saya. 

Paradigma balas budi 

Sebenarnya siapa yang pernah membuat aturan bila hidup harus "saling berbalas budi?" Bila semua kehidupan berjalan sesuai dengan aturan, etika, tata krama, maka budaya berpikir tentang balas budi mungkin tidak akan ada.

Kesadaran dan fakta bahwa setiap manusia yang hidup di dunia, tentu tidak akan dapat hidup sendiri. Pasti butuh dukungan, bantuan, pertolongan, bimbingan, didikan dan lain sebagainya dari manusia lain. 

Mulai dari lingkungan terkecil, yaitu di dalam keluarga, saudara, rukun tetangga, rukun warga, hingga di semua lingkungan tempat manusia bersosialisasi. 

Mengapa kata balas budi akhirnya muncul, karena saat seseorang belum mampu berdiri di atas kaki sendiri, sebelum kehidupannya berhasil dan sukses, maka dukungan, bantuan, pertolongan, bimbingan, didikan, dan lain sebagainya dari orang tua, saudara, kerabat, teman, sahabat, guru, dosen, dll tak dapat langsung dibalas tuntas. 

Karena itulah, setiap manusia akhirnya akan merasa berhutang budi pada pihak lain yang telah membuatnya menjadi sukses dan berhasil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun