Namun, banyak pula manusia yang sampai tidak dapat mewujudkan balas budinya, karena kehidupannya pun belum berhasil dan sukses.Â
Sehingga, banyak orang berpikir bahwa, balas budi itu harus menunggu sampai kehidupannya berhasil dan sukses.Â
Inilah paradigma yang salah. Padahal, akar dari balas budi itu ada pada kata "terima kasih".Â
Berterima kasih, bersilaturahmiÂ
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terima kasih bermakna rasa syukur. Sementara arti berterima kasih adalah mengucap syukur, melahirkan rasa syukur atau membalas budi setelah menerima kebaikan dan sebagainya.Â
Jadi, bagi setiap orang, untuk membalas budi atas dukungan, bantuan, pertolongan, bimbingan, didikan, dan lain sebagainya dari orang tua, saudara, kerabat, teman, sahabat, guru, dosen, dll, tak harus menunggu memiliki kecukupan materi.Â
Namun cukup berterima kasih. Selain dengan berterima kasih, agar dukungan, bantuan, pertolongan, bimbingan, didikan, dan lain sebagainya dari orang tua, saudara, kerabat, teman, sahabat, guru, dosen, dll dapat terus bermakna meski mereka semua tidak berharap ada balas budi, maka tetaplah menjalin tali silaturahmi.Â
Sesuai KBBI, silaturahmi adalah tali persahabatan (persaudaraan) dan bersilaturahmi bermakna mengikat tali persahabatan (persaudaraan).Â
Sehingga siapapun yang pernah mendukung, membantu, memberi pertolongan, bimbingan, didikan, dan lain sebagainya apakah itu orang tua, saudara, kerabat, teman, sahabat, guru, dosen, dll, tentu bila kita selalu menjadi orang yang tahu diri, maka kata terima kasih dan berterima kasih tak akan pernah jauh dari hidup kita.Â
Berikutnya, agar balasan kepada orang-orang yang telah mendukung kita yang bisa jadi tak dapat diukur oleh materi, maka silaturahmi dan bersilaturahmi akan menjadi pelangkapnya.Â
Betapa bahagianya orang-orang yang telah membantu memberikan dukungan, bantuan, pertolongan, bimbingan, didikan, dan lain sebagainya seperti orang tua, saudara, kerabat, teman, sahabat, guru, dosen, dll bila sekadar dibalas oleh ucapan berterima kasih dan adanya jalinan silaturahmi dan bersilaturahmi secara konsisten selama masih hidup di dunia. Itu lebih dari cukup.Â