Hasilnya, sepanjang Fakhri memegang Timnas kelompok umur, tropi sudah digenggam. Timnas U-19 pun lolos ke babak final Piala Asia seperti U-16.Â
Sama seperti Bima dan Fakhri, Indra Sjafri pun cukup leluasa memilih dan menentukan pemain untuk skuat-nya. Hasilnya, uraian prestasi dan tropi pun sudah disumbang, Â Timnas U-22/23 pun sangat diperhitungkan dalam SEA Games Filipina.Â
Meski gagal meraih emas yang ditargetkan, namun publik dunia pun tahu bagaimana cara Vietnam demi menjegal pasukan Indra Sjafri.Â
Pada akhirnya, kolaborasi Prof. Danurwindo, Bima Sakti, Fakhri Husaini, dan Indra Sjafri yang asli produk Indonesia, nyatanya dapat membuat sepak bola Asia Tenggara, Asia, dan Dunia tetap gentar (takut) pada sepak bola kelompok umur Indonesia.Â
Di luar sosok-sosok hebat yang membikin sepak bola nasional kelompok umur manca negara, sosok pesepak bola macam Bambang Pamungkas, juga bukti bahwa sepak bola nasional dipandang oleh dunia. Gantung sepatunya Bambang "Bepe" Pamungkas, yang juga diberikan selamat oleh FIFA dan legenda sepak bola Spanyol/Barcelona, menandakan bahwa, saat era Bepe menyandang status pemain Timnas, Timnas Senior Indonesia juga sangat diperhitungkan oleh sepak bola mancanegara.Â
Bepe adalah sosok teladan dan panutan bagi siapa saja, untuk pesepakbola Indonesia. Bepe, di masa-nya, saya sebut sebagai sosok pemain yang memiliki standar pemain Timnas lengkap. Cerdas teknik, intelegensi, personaliti, dan speed (TIPS).Â
Setelah Bepe pensiun, rasanya bukan persoalan mudah mencari pengganti sosok pemain yang memiliki standar lengkap luar dalam.Â
Begitu pun, saya juga sangat takut, kehilangan sosok Prof. Danurwindo, Bima Sakti, Fakhri Husaini, dan Indra Sjafri yang telah memberikan bukti, sepak bola nasional tetap bertaji.Â
Ketakuatan yang sama pun menghinggap lubuk hati terdalam saya, bila IJL, IJSL, Liga Kompas, dan Liga TopSkor sampai terhenti. Sebab, kompetisi akar rumput yang dikelola oleh PSSI, masih jauh dari harapan.Â
Tetap diberikan kesehatan, keberkahan, dan kesabaran untuk Prof. Danur, Bima Sakti, Fakhri, Indra, dan segenap pengelola kompetisi swasta dan para orangtua siswa/pemain. Aamiin perjalanan menuju prestasi Timnas Senior Indonesia masih jauh.
Pondasi sepak bola nasional ada di pundak Anda semua. Sulit rasanya publik sepak bola nasional mencari sosok pengganti Anda-Anda semua.Â