Mohon tunggu...
suryansyah
suryansyah Mohon Tunggu... Editor - siwo pusat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

warga depok paling pinggir, suka menulis apa saja, yang penting bisa bermanfaat untuk orang banyak. Email: suryansyah_sur@yahoo.com, siwopusat2020@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Saya Bukan Pilihan

22 November 2021   17:01 Diperbarui: 22 November 2021   18:22 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya berharap gugur di sesi kedua. Nama saya dislot paling bawah di antara para balon. Sesuai alfabet. Panitia tidak salah. Saya justru senang. Harapannya warga pilih nama paling atas. Atau urutan 1-4. Itu pikir saya secara teori empiris.

Ternyata teori saya meleset. Hasil tahap kedua, saya tetap di puncak. Suara terbanyak 33. Balon berikutnya 11 suara. Balon ketiga 10 suara. Balon keempat dapat 8 suara. Mati Belanda...!

Saya terjaga tak bisa tidur. Pikiran melayang tak karuan. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada warga yang memilih. Tapi menurut saya, mereka keliru jatuhkan pilihan kepada saya. Apalagi jika hanya melihat profesi saya sebagai wartawan. Segalanya serba mudah dengan wartawan. Ini tidak benar.

hasil-619b7d61c26b777b2233f322.jpg
hasil-619b7d61c26b777b2233f322.jpg
Saya bukan siapa-siapa. Saya bukan pilihan. Saya lebih suka jadi warga biasa. Bukan bermaksud mematikan demokrasi. Bukan tidak menghargai hak pilih. Tapi, ini demi kebaikan bersama. Dulu pernah dengar nasihat senior. Wartawan itu setengah seniman. Tidak mau diatur. Dia hidup dalam kebebasan.

Penulis kondang Mark Queen mengatakan: Hanya dua hal yang mampu menyinari dunia. Pertama sinar matahari dan kedua pers.

Saya ingin mengatakan: biarkan pers atau wartawan menjalankan fungsi kontrol dan sosial. Dia membangun lingkungan lewat karya tulisannya. Bisa bersifat masukan maupun kritik yang konstruktif.

Sesuai Undang Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers pasal 3: Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial.

Jadi jangan berikan wartawan masuk dalam lingkaran. Lingkaran yang melemahkan jari-jarinya yang kritis. Jika itu terjadi, bukan mustahil erosi dalam kontrol sosialnya. Kecuali aktivitas pada organisasi profesinya.

Sekali lagi, saya bukan pilihan. Izinkan saya menikmati dunia saya. Dengan sentuhan jari-jari ini untuk memberi warna. Saya akan mendukung siapapun yang kelak terpilih jadi Ketua RT.

Selamat berdemokrasi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun