Ibarat MotoGP atau Formula 1, virus varian delta telah merebut pole position. Tak terkejar di garis depan. Tapi, bukan berarti peraih pole tak bisa dikejar.
Contoh minggu lalu di balapan F1 GP Inggris. Max Verstappen (Red Bull Racing) raih pole. Dia memimpin balapan dari baris terdepan. Tapi, kemudian bersenggolan dengan Lewis Hamilton (Mercedes-AMG Petronas). Mobil Verstappen menghantam pembatas. Dia harus dilarikan ke rumah sakit. Hamilton terus tancap gas dan keluar sebagai pemenang.
Komunikasi yang efektif dan taktis saat di paddock bisa mengubah cerita. Dalam hal ini yang saya maksud keseimbangan antara petugas di lapangan dan penentu kebijakan berjalan satu arah.
Tapi, jika 'diracuni' dengan kepentingan politik, target pemerintah dalam memberlakukan PPKM Darurat (kini berubah jadi PPKM Level 4) tidak akan tercapai.
Butuh upaya dan tekad lebih untuk bisa menempel, mengejar, lalu menyalipnya. Butuh kerjasama semua pihak. Semua elemen masyarakat harus bersatu. Dengan segala kekuatan yang sinergi, peraih pole (varian delta), bisa saja disalip. Sekalipun di tingkungan terakhir.
Indonesia membutuhkan setidaknya 363 juta dosis vaksin untuk memberikan vaksin pada 70 persen penduduk atau sebanyak 181.554.465 orang yang menjadi sasaran vaksinasi.
"Agustus akan datang 45 juta dosis vaksin, jadi kita bisa menaikkan jumlah vaksinasinya setiap hari sehingga bisa sampai 2 juta," kata presiden Jokowi.
Jokowi menaikkan target vaksinasi hingga 3 juta per hari pada Oktober mendatang. Akselerasi vaksinasi Covid-19 ini diharapkan dapat menekan laju penyebaran Covid-19. Sebelumnya, Jokowi menargetkan vaksinasi 1 juta per hari pada Juli dan 2 juta per hari pada Agustus.
Pemerintah berencana memvaksinasi 181,5 juta warga atau 70 persen dari populasi dalam upaya mewujudkan kekebalan komunal terhadap Covid-19. Atau disebut Herd Imummunity. Yakni suatu kondisi dimana sebagian besar masyarakat telah terlindungi dari suatu penyakit.
Jadi, ayo vaksiniasi, jika kita ingin kembali hidup normal. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H