Sambil menunggu matahari, sesekali saya mengikuti kaki melangkah. Dengan harapan ada sesuatu kehidupan yang bisa saya nikmati dan dijadikan bahan tulisan. Saya hanya bertemu dua wanita yang minta koin buat beli makanan di mesin. Saya memberinya 1 euro dan mencoba mengorek informasi.
"Ada atau tidak ada Euro 08, beginilah Wina seperti yang Anda lihat. Masyarakat di sini jarang-jarang keluar rumah kecuali mereka yang memang kerjanya jauh keluar kota. Yang lain... mereka menunggu matahari datang, baru jalan," jelas bule yang tak sempat saya tanya namanya.
Duh... bule di buminya sendiri saja malas bangun pagi.
Begitu matahari muncul, saya pun mengayunkan kaki mencari alamat apartemen Vivarium Strasse, yang saya sewa dari Jakarta lewat internet. Tapi belum pernah saya tempati sejak pertama kali ke Austria hingga kembali ke Jakarta. Saya lebih menikmati 'tidur ayam' di jalan sambil mencari inspirasi.
Menurut survey, Wina, ibu kota Austria, kota yang paling layak huni di dunia sesuai laporan Economist Intelligence Unit (EIU). Survei mencakup 140 kota dari berbagai belahan dunia.
Wina menyingkirkan Kota Melbourne, Australia, yang selalu menempati posisi pertama dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H