Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penyaksi

13 Januari 2021   18:37 Diperbarui: 13 Januari 2021   18:45 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku memandangnya tanpa kedip.

Matanya.

Duh, matanya.

Telaga hijau kelam penuh misteri yang siap menelan seluruh tunas-tunas puisi yang tercekat di tenggorokan.

Redup. Dan tidak jalang.

Teduh. Dan tidak meradang.

Tajam penuh binar pendar bulan. Bukan sengatan matahari yang menyilaukan.

Tak berubah posisi, aku mematung memperhatikan gerak bibirnya berucap tentang sebuah dimensi yang amat sangat dirindukannya. Yang password-nya hingga kini belum juga ditemukan. Belum mereka temukan, tepatnya.

Di hadapannya, seorang perempuan tak kalah jelita dengan binar mata yang sama, pun menatap dalam, kepada dua bola mata itu. Bibirnya tersenyum. Tapi tidak hatinya. Hanya gesture-nya yang tertahan memendarkan warna kelabu.

Aku, Si Invisible ini, tercekat saat melihat perempuan manis itu berdiri, menghampiri Si Mata Kelam, merapikan kerah jaket bagian belakang lelaki indah itu, mengibaskan dari ketombe-ketombe nakal sambil berkata perlahan,

"Banyak amat sih, Mas, ketombenya...."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun