"Ni tidak suka cerita begitu. Itu mirip seperti kisah Kanjeng Ibu Ngasirah. Ni tidak suka"
Kartono tertawa semakin geli.
"Gini aja, Kangmas tidak akan cerita tentang pengantin deh. Kangmas akan cerita tentang betapa hebat dan teguh hatinya Dewi Srikandi saja. Setuju ya?"
Kartini mengangguk.
Dan berkisahlah RM Panji Sosrokartono tentang Dewi Srikandi. Segala kehebatannya. Hanya pada kehebatannya. Meskipun sangat ingin ia tuntaskan ceritanya hingga akhirnya Dewi Srikandi lah yang dipilih oleh Dyah Ayu Dewi Amba saat menitis untuk membalaskan dendamnya kepada Rshi Bhisma. Tapi kisah itu akan disimpannya saja. Kelak, bila Kartini sudah siap, Kartono akan dengan senang hati menceritakannya.
Kartono bahagia ketika Sang Adik sudah melupakan kesedihan hatinya. Kesedihan yang sama yang dahulu pernah ia rasakan. Perlahan, Kartono mengusap kepala Kartini.
"Ni, Kangmas akan selalu menemanimu, apapun jalan yang kelak kau pilih"
Kartini mengangguk. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Yang ia tahu adalah bahasa pelukan. Maka dipeluknya Sang Kakak erat. Dalam hati, Kartini berkata.
"Kangmas, sesanggup usia dan jiwaku, aku pun akan menjagamu selalu"
***
"Ga'agu ... ini bajunya"