Sorak-sorainya kudengar dari tempatku duduk bersama adik dan sepupuku. Di akhir pertandingan, mereka berteriak dan berloncat-loncatan kegirangan. Rupanya Pay dan adiknya memenangkan pertandingan berregu. Â
Pay berlari-lari menjelangku.
"Ibuuuuu...... !" Teriaknya.
Ia lari sekuat tenaga. Hingga saat tubuhnya tiba di posisi dudukku di kursi malas bambu, dan menubrukku, rasanya masih ada sisa energi yang bila aku tak cukup ambil ancang-ancang, bakal luruh jatuh kami berdua dari tempat dudukku. Hmmm.. anak lelaki sekuat ini tenaganya.
Aku memeluknya dan menciumi rambutnya yang basah berkeringat.
Kali ini Pay berbisik padaku,
"Ibu, Pay emang kakak yang hebat buat adik....."
O la la.
Ibu sayang kamu, Pay.
Â
Kramat Pela, 31 Maret 2019.
(Daur ulang kisah nyata seorang sahabat, sekian tahun yang lalu.)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI