Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Catatan dari Kongres Kebudayaan Indonesia 2018| Tentang Abah, Telur, dan Jokowi

10 Desember 2018   09:36 Diperbarui: 11 Desember 2018   16:11 1743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di seberang sana Gus Nas mengingatkan saya tentang pertemuan yang saya maksud.

Benar saja. Pertemuannya molor sekali. Saat Abah berangkat ke acara gladi bersih, pertemuan dan diskusi kami belum rampung. 

Tibalah saat yang ditunggu-tunggu. Acara prosesi penyerahan strategi kebudayaan kepada Presiden Republik Indonesia. Abah menerima penghargaan kebudayaan bersama Putu Wijaya; ahli restorasi candi Borobudur, Ismiyono; ahli konservasi yang memiliki spesialisasi di bidang teknologi konservasi batu, Hubertus Sadirin. 

Setelah mengantar Abah ke tempat duduk di stage yang ada stiker bertuliskan Zawawi Imron, saya beringsut ke kursi audience yang posisinya berseberangan dan berhadapan dengan posisi Abah, dipisahkan area karpet dengan jarak sekitar 5-7 meter.

"Siwi kamu harus cari tempat di depan supaya bisa motret Abah"

Begitu pesan Abah. Pesan yang nggak mudah karena deretan kursi depan sudah di-plotting oleh protokoler untuk para menteri, pejabat, dan tokoh-tokoh penting. 

Tak urung, pesan itu saya iyakan saja. Benar saja. Saya dapat kursi nun jauh di belakang bersebelahan dengan Mbak Dewi Putu Wijaya. Di posisi itu, saya lebih bisa dapetin foto pos FOH di belakang dengan sangat jelas ketimbang foto stage tempat Abah duduk dengan manis. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Tibalah saat serah terima award itu. Saya sudah merangsek ke depan di batas mana dibolehkan oleh petugas untuk duduk dengan tenang. Momentum handover jelas saja nggak saya dapetin. Saya nggak berbekal kamera yang memadai. Senjata saya hanya smartphone berkamera saja. Lumayan masih bisa dapet momentum foto bersama Abah dengan para penerima award lainnya.

Tak terkira rasa bangga yang saya rasakan saat Abah menerima award itu. Belakangan saya dapat foto yang lebih epic saat Jokowi memberikan piala kepada Abah dari akun twitter @feri_latief. Lebih epic lagi adalah gesture Jokowi saat membungkuk di hadapan Putu Wijaya yang segera menjadi berita di media online beberapa saat kemudian. 

Seperti WA panitia yang diteruskan mbak Erma ke saya, Abah memberikan sambutan singkat mewakili para budayawan sebelum sambutan Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun